Monday, November 24, 2014

[Sinopsis] Pinocchio Episode 3~ Part 1





----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


ps : sorry for late update ^^ aku masih disibukkan dengan exams minggu2 ini, enjoy now :)


-Episode 3 : Mata Seorang Ratu-


Dal Po tengah tertidur, dan seseorang berteriak membangunkannya dengan memanggil nama Ha Myung, awalnya ia tak sadar dan tetap melanjutkan tidurnya, tapi kemudian sontak ia terbangun dan menyadari bahwa itu adalah suara ibunya. Ia cepat-cepat keluar dari kamar dan ternyata benar ia melihat ibu dan ayahnya sedang berada di meja makan, mereka sedang mengbrol bersama. Dal Po keheranan bagaimana hal ini bisa terjadi. Ia melihat ayahnya sedang bercerita pada ibunya tentang tragedy kebakaran dipabrik itu,

Dal Po mendengarkannya dengan seksama, ayahnya bercerita bagaimana ia naik kea tap dan mencoba memadamkan api, tapi kemudian atapnya ambruk begitu saja. Kemudian ayah bertanya pada Jae Myung apakah ia mendengar ceritanya, Jae Myung yang sedang memakai dasi berkata, tentu saja ia mendnegarkannya. Dal Po kebingungan dengan situasi ini. apa ini benar-benar keluarganya? Seolah ia masuk ke dalam suasana ini.

Ayah melanjutkan ceritanya, ia berkata bahwa ia jatuh 5 meter ke bawah tanah dan tidak apa-apa. Dal Po yang sedari tadi memerhatikan ayahya bercerita, akhirnya mencoba memangggilnya, “Ayah?” dan “Jae Myung?” ia ingin memastikan apakah ini-benar-benar nyata atau bukan. tiba-tiba ayah memanggil Dal Po dengan nama Ha Myung, ia menyuruhnya menebak apa yang terjadi selanjutnya dari ceritanya itu.

Dal Po tak menjawabnya dan mendekat ke ayahnya, ia mencubit pipinya, ayahnya kesakitan karena dia cubit, ibu memarahi Dal Po/Ha Myung, kenapa dia melakukan ini. Dal Po/Ha Myung tak percaya, ia bertanya apakah ini bukan mimpi? Jae Myung yang mendengar itu berkomentar, apakah adiknya itu masih setengah tidur atau bermimpi?

Dal Po heran, mimpi? ia mulai berfikir, jadi ini semua mimpi? ia bertanya pada orangtua nya, apa ini bukan mimpi? ayah keheranan dengan apa yang ia bicarakan, mimpi apa maksudnya? Dal Po/Ha Myung terlihat membendung air matanya, dan berkata, “Mimpi buruk.. sebuah mimpi yang sangat buruk..”

Dal Po/Ha Myung menceritakan mimpinya itu, bahwa ayahnya bersembunyi setelah menyebabkan kecelakaan besar, kakak nya pergi, dan ia dan ibunya melarikan diri.

“dan juga.. ibu..” ia berhenti melanjutkan ceritanya itu, dan menatap ibunya dengan penuh air mata, karena dimimpinya itu, ibunya terjun ke laut. Ayah yang medengar itu, bertanya, apakah ia benar-benar melakukannya? Jae Myung berkomentar, apakah adiknya sudah gila. Ibu memarahi ayah karena melakukannya. Mereka benar-benar seperti keluarga biasa-biasa saja yang mendengarkan Ha Myung menceritakan mimpinya.

Dal Po/Ha Myung menahan air matanya, dan tidak habis pikir ternyata ini semua hanya mimpi buruk. Ia menatap ibunya dan berkata, ia bahkan menjalani hidupnya dengan membenci ayah dan kakaknya, dan tidak mencoba untuk mencari mereka, ibu menatapnya dan tersenyum, “apakah begitu?” ia berkata bagaimana tuhan bisa memberinya mimpi mengerikan seperti itu. Kemudian ia menenangkan Dal Po/Ha Myung dan menyuruhnya duduk. Ia mengelus kepalanya, “tidak apa-apa..”. Dal Po/Ha Myung meraih tangan ibunya dan menggenggamnya, ia menutup mata dan meyakinkan dirinya, bahwa ini semua hanya mimpi, ini semua hanya mimpi konyol.

belum lama Dal Po menenangkan diri, tiba-tiba terdengar suara In Ha yang sedang memanaskan makanan, sontak ia membuka matanya dan menatap ke sumber suara sersebut. In Ha tersenyum pada Dal Po. dan ia terkejut, ia dengan marah bertanya bagaimana kau bisa ada disini?! In Ha heran kenapa pamannya seperti ini. Dal Po sangat panic dan bertanya pada orang tuanya,

“tidak mungkin ia ada disini, ini tidak masuk akal! artinya semua ini hanya.. hanya mimpi” Dal Po putus asa dengan ini, ia menahan air matanya.

Semua orang bingung dengan perilaku Dal Po/Ha Myung yang tiba-tiba seperti ini.

In Ha berkata, bahwa ia aneh sekali dan begitu saja duduk dimeja makan dan bertanya pada ayah Ha Myung, “jadi apa yang selanjutnya terjadi? Kau jatuh diaman sehingga bosa selamat?” Ia bertanya kelanjutan cerita ayah Ha Myung. “Aku jatuh di tumpukan kotoran sapi!” In Ha dan Ibu Ha Myung yang sedang makan mengomeli ayah bahwa itu jorok sekali. Tapi bagi ayahnya, kotoran itu adalah penyelamat hidupnya, jadi harus dihormati, hehe.

Dal Po/Ha Myung memperhatikan mereka yang sedang asyiknya bercerita, ia merasa bingung dan aneh. Ia panik dan bertanya pada ayahnya, apa ia tahu siapa gadis ini (In Ha)? Ia juga bertanya pada Jae Myung, Jae Myung berkata tentu saja ia tahu keponakan manisnya.

Dal Po merasa putus asa, ia lemas dan terduduk, ia sadar bahwa ini pasti mimpi. meski begitu, ia tetap senang bisa melihat ayah dan ibunya tersenyum begitu walau hanya dalam mimpi. Dal Po merasa tak ingin bangun dari mimpinya.

Dal Po meraba telapak meja, dan ia bisa merasakan kasarnya. Ia terkejut, “Aku bisa merasakannya!” In Ha dan orang tuanyanya bengong, marasakan apa?

Dal Po tersenyum senang dan berkata bahwa ia merasakan kasar telapak meja itu ditangannya, Ibunya heran dan bertanya, ada apa dengan anaknya itu pagi ini, aneh sekali. Dal Po tersenyum senang, berkata bahwa ini semua pasti bukan mimpi, karena ia bisa merasakan kasar telapak meja itu! Dal Po benar-benar terlihat putus asa, ia berusha agar ini bukanlah mimpi. ia mencoba tersenyum tapi matanya berkata lain. Ia membendung air mata.

tapi ternyata...

4 Oktober 2013
Dan benar, itu semua hanya mimpi. dan rasa kasar itu adalah rok In Ha yang Dal Po pegang-pegang ketika sedang tidur. LOL. In Ha berusaha membangunkan Dal Po, melihat Dal Po memegang roknya, ia heran apa yang sebenarnya ia mimpikan. lol.


Dal Po masih terus mengatakan “tidak, ini bukanlah mimpi. ini terasa kasar dikulitku!” wkwkwk, In Ha heran dengan Dal Po, mimpi apa dia sebenarnya. In Ha menyuruhnya agar bangun, tapi Dal Po malah menarik rok In Ha dan mendekat padanya, sehingga kaki In Ha naik ke kasur Dal Po. Dal Po yang masih memejamkan mata tersenyum sambil menciumi rok In Ha, ia masih berkata “Ini terasa kasar dikulitku.”HAHAHAHA. In Ha yang melihat itu sangat kesal dan berteriak, “Byeontae!!!!!” dan melayangkan tinjunya ke wajah Dal Po. WKWKWKWK.

Di meja makan, Dal Po menggosok memarnya yang dipukul In Ha dengan sebutir telur. Kakek mengomeli In Ha untuk tak memukulnya dengan keras. Kemudian kakek melihat memar Dal Po dan begitu terkejut karena memarnya sangat besar. LOL. Kakek memarahi In Ha, apa yang telah ia lakukan pada wajah tampan anaknya itu.

In Ha dengan santainya menjawab bahwa Dal Po pantas mendapatkan itu, dan juga, Dal Po juga tak tampan. “dengan wajah seperti itu, jadi dia tak punya pilihan selain untuk..” Dal Po keburu kesal dan mencubit bibir In Ha agar berhenti bicara. In Ha menghempaskan tangan Dal Po yang mencubitnya dan berteriak, “Hei!!” pada pamannya itu. 



Belum sampai ia menutup mulut, dan “Plakk!” sendok kakek sudah melayang ke dahi In Ha. LOL. Ia sangat kesakitan dan menggosok dahinya, Kakek memarahinya, karena telah bicara tidak sopan pada pamannya, pantas saja ini di panggil “Penyihir blak-blakan” oleh orang-orang. Dal Po hanya tersenyum melihat In Ha dipukul dan dimarahi kakek. Hehe.

In Ha mengomel menyanggah perkataan kakek, “Aku pintar dan cantik. Aku tidak melakukan kesalahan apapun, kenapa dunia sungguh tidak adil?!” dan ia berkata bahwa ia tidak blak-blakan tapi hanya berkata jujur. Ia menatap Dal Po dan berkata, bahwa benar gaya pamannya memang norak. Dal Po tidak peduli dengan perkataan In Ha dan hanya menikmati makannya. Lol. 

Dal Pyung yang sedang makan disamping In Ha ikut kesal juga, ia menyuruh Dal Po untuk memberitahu keponakannya agar belajar jadi lebih bijaksana. Dal Po hendak menasehati In Ha, “In Ha, kau harus lebih bijaksa..” ‘Paman!” In Ha memotong perkataan Dal Po, ia berkata agar pamannya memberitahu ayahnya, bahwa ia sudah sangat bijaksana. Dal Pyung kemudian berbicara dengan sangat cepat tanpa menatap siapapun,

“katakan padanya bahwa aku ingin tahu bagaimana dia menghina pamannya yang telah mendukungnya selama 3 tahun terakhir dengan menjadi sopir taksi sementara ia menyia-nyiakan semua waktu dan uangnya untuk mengejar mimpi tak berguna untuk menjadi reporter, bahwa gayanya norak?” LOL.

Ayahnya bicara tanpa jeda dengan 1 tarikan nafas, HAHAHA

In Ha menahan nafasnya karena perkataan tanpa jeda ayahnya itu, ia mengomentari ayahnya harusnya ia menjadi seorang rapper saja. HAHAHA. Ia tak mau kalah dan mengambil ancang-ancang dan mengambil nafas untuk menandingi perkataan ayahnya.

“Paman, beritahu ayahku bahwa aku akan diwawancarai di stasiun TV paling bergengsi dan jika aku diterima, dia tak boleh mengatakan hal seperti itu lagi padaku!” ia mengatakan ini dengan kesal dan melotot ke arah ayahnya. Wkwkwk.

Dal Po dan kakek hanya tersenyum-senyum menikmati makanan sedangkan kedua ayah-anak tersebut sedang adu kecepatan mulut. HAHAHA.

Dal Pyung kembali angkat bicara dan berkata dengan cepat tanpa jeda.

“Kakak, katakan padanya bahwa diwawancarai setelah 3 tahun gagal bukanlah sesuatu yang hebat. Dan jika dia gagal lagi, maka dia harus melakukan seperti di kontrak!”

In Ha mengambil nafas dalam hendak melawan ayahnya, tapi kakek keburu mengetok dahi mereka berdua dengan sendok, ia menyuruh mereka untuk berhenti berdebat. Ia benar-benar tak tahan lagi dengan omong kosong mereka, karena perdebatan ini sudah berlangsung selama 3 tahun. HAHAHHA. Pantas saja. LOL. Mereka berdua kesakitan dipukul kakek. HAHAHHA.

Dal Po berkata sambil memberikan putih telur ceplok ke piring In Ha, jika ia gagal lagi, bukankah ini adalah yang ke 36 kalinya? In Ha membalas perkataannya sambil memberikan kuning telur ke Dal Po, bahwa ini hanya akan terjadi 35 kali, kali ini ia akan lulus!

Dal Po mengatakan bahwa ini sudah ke-35 kalinya ia mendengar In Ha bicara begitu, In Ha berakata bahwa hanya ada 10 finalis yang masuk pada tahap akhir, dan ia dengar hanya 2 orang yang akan gagal, jadi tidak mungkin ia akan menjadi salah satu dari 2 orang itu. Lol. In Ha sangat percaya diri, tapi mungkin saja kan? HAHAHA

2 orang reporter sedang menunggu seseorang dibandara, mereka adalah reporter Kim Gong Joo (kanan) dan reporter Lee Il Joo (kiri), repoter dari MSC.

Mereka sedang membicarakan 10 finalis yang berhasil masuk ke tahap wawancara akhir. Il Joo berharap menemukan seorang reporter yang berbakat. Lalu Gong Joo mengatakan kalau ada seseorang yang mencengangkan diantara finalis, dia memiliki sindrom Pinokio, Il Joo terkejut, ia pikir Gong Joo bercanda karena tak mungkin seseorang yang tak bisa berbohong akan melakukan wawancara. Jika tidak begitu, mereka pasti masuk kualifikasi yang menabjubkan. Lalu ia bertanya, apa mungkin memakai orang dalam? Gong Joo mengiyakannya, Pinokio adalah putri dari Manajer Song Cha Ok. 

Il Joo sangat terkejut sampai hampir memuntahkan minumannya, ia tak tahu kalau Cha Ok ternyata punya seorang putri. Gong Joo juga tidak tahu, ia tak habis pikir bagaimana mungkin memilih seorang Pinokio? B menyalahkan, kenapa tak bisa? Karena dia anak manajer mereka, maka mereka harus mempekerjakannya. Meskipun kemampuannya setengah dari Cha Ok, pasti akan tetap luar biasa. Tapi menurutnya, Cha Ok hanyalah cermin bagi si Pinokio, dan Cha Ok hanya mencuri peluang dari juniornya. Setelah itu, mereka melihat seseorang keluar dari pintu bandara, ia adalah Cha Ok.

Gong Joo sangat senang melihat Cha Ok sudah sampai, ia sampai membuat banner untuk kedatangannya. Hehe. Kemudian mereka mendekati ke arah Cha Ok.

Cha Ok terlihat terganggu dengan sambutan mereka, ia berkata bahwa ini bukanlah tempat investigasi polisi jadi apa yang mereka lakukan disini. Gong Joo berkata, kalau Cha Ok lah yang akan datang, bukan orang biasa. Jika perlu ia akan menggelar karpet merah untuknya, tapi ia tahu pasti Cha Ok tak mau, jadi ia membuat banner ini. ia bertanya, bukankah banner ini imut?

Il Joo yang melihat dari belakang hampir muntah mendengar itu. HAHAHA.

Cha Ok mengatakan benar imut, sampai ia begitu terkejut. Hahaha. Cha Ok menanyakan jadwal pertemuan editorial, ia ingin langsung kesana. Cha Ok selain seorang manajer merupakan seorang penyiar.

Dal Po sedang memijat kakek, kakek memegang sebuah foto, ia menyerahkannya pada Dal Po. Kakek berkata, ia mendengar kalau Dal Po dan Sae Yeon sudah putus bulan lalu. Jadi ia menyerahkan foto seorang putri dari pemilik toko pizza, siapa tahu Dal Po tertarik. Dal Po mengatakan bahwa ia sudah punya pacar baru, jadi itu tak perlu.

Dal Pyung yang sedang membaca Koran memuji Dal Po pasti kakaknya itu sangat jago mencari pacar. Kakek bertanya, gadis seperti apa dia? Dal Po menjelaskan bahwa namanya adalah Hye Sung, ia cerdas, baik dan punya suara bagus. Dal Pyung memotongnya dan bertanya, bukankah itu mirip dengan yang ia katakana tentang Sae Yeon? Dal Po terlihat gugup, sambil tersenyum kecut ia berkata, “Oya?”. Kemudian ia mengalihkan perhatian dengan mengatakan kalau ia ingin mandi.

In Ha yang mendengar mereka, berkata, mungkin gadis pintar dan baik adalah tipe idaman pamannya. –bukankah seperti In Ha? cantik+baik :P-

In Ha memberi hair oil ke rambut Dal Po, ia berkomentar bahwa Dal Po harusnya membeli baju baru. Karena dengan penampilan seperti itu, membuat para wanita mencampakannya. Dal Po membalas perkataan In Ha, jika memang gayanya dalah masalah, maka ia tak mungkin akan kencan dengan mereka. Kemudian ia pergi mandi.

Kakek memanggil In Ha mendekat, ia meminta perndapat tentang Dal Po pada In Ha, apakah Dal Po terlihat norak? Bagi In Ha, Dal Po tak hanya norak, tapi benar-benar udik dan kampungan. Lol. Kakek kesal dengan jawaban In Ha, ia segera kabur dari hadapan kakek HAHAHA. Dal Pyung yang mendengar jawaban In Ha pun tertawa, tapi ia pura-pura tertawa dengan Koran yang ia baca. Padahal ia menertawakan Dal Po. Wkwkwk

Dal Po sedang sikat gigi dan berdiri dipintu kamar In Ha, ia melihat In Ha yang sedang menyiapkan yang perlu dibawa untuk wawancara, Dal Po bertanya stasiun mana yang akan mewawacarainya, In Ha berkata apa Dal Po mau merahasiakannya jika ia memberitahunya? Dal Po heran, kenapa ia harus merahasiakannya? “Apa mungkin..?”

In Ha berkata iya, kemungkinan Dal Po itu benar. Stasiun itu adalah MSC dimana ibunya bekerja. Dal Po terlihat sedikit jengkel, ia bertanya apakah In Ha memberi tahu ibunya? In Ha mengiyakannya. Ia bahkan meng-SMS nya bahwa ia lulus diwawancara awal. Ia mungkin bisa bertemu ibunya kali ini. In Ha meminta pendapat Dal Po tentang baju yang akan ia kenakan, apakah terlihat pintar? Dal Po yang memang sedikit kesal berkata kalau itu terlihat bodoh. In Ha mengambil baju lainnya dan hendak meminta pendapatnya lagi, tapi Dal Po sudah pergi dari pintu kamarnya.

Dal Po sedang mendorong mobil yang menghalangi taksinya, In Ha datang dan hendak membantu, tapi sebelum itu ia bertanya pendapat Dal Po tentang pakaiaannya, apakah ia terlihat cantik dan pintar? Dal Po sangat kesal dan mengatakan kalau In Ha terlihat seperti oraang paling idiot di dunia. LOL. 

Mereka mendorong mobil lainnya, In Ha bertanya kenapa sebenarnya Dal Po ini. Dal Po yang kesal mengatakan apa In Ha benar-benar bodoh? Kenapa ia berfikir itu nomor ibunya? Tentu In Ha berfikir itu benar, jika tidak pasti orang tersebut akan memberitahunya kalau ia bukan ibunya. Tapi menurut Dal Po, jika itu memang nomor ibunya, ia pasti akan membalas pesannya. 

In Ha mengatakan kalau ibunya sangat sibuk, tapi apakah sebegitu sibuknya sampai mengabaikan pesan putrinya yang sudah 10 tahun? Dal Po ada benarnya juga. Menurutnya hanya ada 2 kesimpulan sampai hal ini terjadi, ia sudah ganti nomor atau tidak peduli lagi pada In Ha. In Ha kesal dan berhenti mendorong mobil. Dal Po memintanya untuk memikirkan hal itu lagi, jika tidak maka.. In Ha memotong perkataannya, ibunya ke Washington dan Tokyo sebagai koresponden berita khusus, jadi membuatnya sulit untuk berkomunikasi.

Dal Po membenarkan itu, ia tak tahu kalau di Washington dan Tokyo ternyata tak ada ponsel. Dal Po terlihat sangat kesal juga. In Ha menyuruhnya diam. Ia ingin tahu, kenapa sebenarnya Dal Po sering menghina ibunya dan membuatnya tampak seperti orang jahat? Dal Po malah mengatakan kalau itu karena mimpi menyedihkan In Ha. karena semakin besar harapan, maka akan semakin besar juga kekecewaan. In Ha bersikeras bahwa ia tak akan kecewa, ia tak peduli seberapa buruk Dal Po dan ayahnya memfitnah ibunya, ia tak akan percaya sedikitpun. Bagi Dal Po itu bukanlah fitnah tapi fakta. In Ha menyalahkan itu, tidak, itu fitnah. 

In Ha bertanya pakah Dal PO pernah bertemu ibunya sebelumnya? Karena ia hanya percaya dengan apa yang ia lihat, sama seperti caranya percaya pada Dal Po 8 tahun yang lalu. Dal Po membantah itu, bahwa itu sangat berbeda. Tapi bagi In Ha ini tak berbeda sama sekali, ini mirip. Ketika orang-orang memfitnah Dal Po, In Ha hanya percaya padanya. Dan ia benar tentang itu. Jadi ia meminta Dal Po untuk tidak memfitnah ibunya tanpa bukti apapun. Dal Po tak bisa berkata-kata lagi dan hanya menghela nafas. In Ha dengan kesal pergi meninggalkan Dal Po.

Dal Po kesal dan masuk ke dalam taksi dan mengingat bagaimana In Ha membelanya 8 tahun lalu, ketika semua orang memfitnahnya hanya In Ha yang tak percaya itu, dan ia membuktikan itu bahwa ia benar. Dal Po terlihat menyesali perkataannya pada In Ha. ia menghidupkan taksinya, lalu system navigasinya hidup, ternyata nama system navigasinya adalah Hye Sung. Ia bertanya pada Hye Sung, apak yang harus ia lakukan. Lol.

Jadi Dal Po mengenalkan ke kakeknya bahwa pacarnya yang bernama Hye Sung ternyata suara di system navigasi taksinya. HAHAHA. Pantas saja dia mengatakan kalau Hye Sung punya suara bagus. Lol. Mungkin ia juga bohong tentang pacarnya yang bernama Sae Yeon? Wkwkwk. Suara yang dipakai system navigasi ini adalah suara Lee Bo Young, makanya namanya Hye Sung (karakternya di I Hear Your Voice ^^)

Dal Pyung hendak berangkat bekerja, ia berpamitan pada kakek, tapi kemudian ia menemukan dompet di depan pintu. Ia melihat isi dompet tersebut dan melihat KTP Dal Po, ternyata dompetnya terlinggal. Ternyata, didalam dompet tersebut terselip foto In Ha. Dal Pyung melihat itu dan terdiam. Sedangkan Dal Po keluar dari mobil dan hendak mengejar In Ha, tapi In Ha sudah berjalan jauh. Kakek menyuruh Dal Pyung untuk cepat memberikan dompet itu pada Dal Po.

Dal Pyung memanggil Dal Po dari lantai atas, tapi ia tak mendengarnya. Kemudian ia menyadari Dal Po sedang menatap seseorang, ternyata ia melihat Dal Po sedang menatap In Ha. lalu ia melihat kembali foto In Ha yang ada didompet Dal Po, ia mulai mengetahui sesuatu.

In Ha sedang berdiri didepan halte bus, ia terlihat kedinginan dan menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya. Sebuah mobil taksi mendekat dan berhenti didepannya, In Ha melihat ke dalam dan ternyata itu Dal Po.

Dal po membuka kaca jendela dan menawari In Ha tumpangan karena udaranya dingin dan menyuruhnya masuk mobil, tapi In Ha sok tidak mau dan berkata bahwa ia tak kedinginan, tapi ia bohong karena ia cegukan. Lol. Ia kesal dan menunduk untuk bicara pada Dal Po, ia membenarkan bahwa ia kedinginan, tapi ia tak mau masuk ke taksi Dal Po, karena naik bus lebih murah baginya. Menurutnya, Dal Po adalah paman yang memperlakukan ponakannya dengan kejam. HAHAHA. 

Kemudian Dal Po mengatakan bahwa ia tak akan menyalakan meteran bayaran. In Ha seketika berubah pikiran dan tersenyum senang, “Benarkah?!” tapi kemudian ia merubah ekpresinya lagi dengan sok jual mala, “sungguh?” LOL. Dal Po geli dengan perilaku In Ha, dan mengiyakannya. Akhirnya In Ha mau, dan hendak membuka pintu taksi bagian depan, tapi kemudian ia tak jadi dan membuka pintu bagian belakang. Ia memilih duduk dibelakang. LOL.

Dal Po melihat In Ha dari kaca spion masih dengan raut wajah yang kesal, kemudian ia membuka percakapan dengan memberitahu tentang mimpinya semalam, bahwa ia bermimpi buruk. In Ha dengan sewot bertanya, mimpi apa? Lol. Dal Po berkata bahwa ia bermimpi bertemu dengan orang yang ia cari, In Ha heran, bukankah itu mimpi indah? Dal Po mengiyakannya, tentu saja. Jika itu memang mimpi baik, maka In Ha akan bertemu ibunya hari ini. In ha bertanya, “berapa?” Dal Po mengatakan “10.000 won.” In Ha terkejut, ia meminta bayarnya 1000 won saja, lol. Dal Po menguranginya menjadi 5.000 won, jika tidak maka lupakan saja, karena ia sedang baik hari ini.

In Ha akhirnya setuju dan menyodorkan uang 5.000 won. Dal Po melepas 1 kancing bajunya dan memberikannya pada In Ha, ia memberikan itu sebagai tanda terima. In Ha mengejek Dal Po sangat kekanak-kanakan. Hahaha. Setelah ia melihat-lihat kancing itu, ia ingat dengan kalungnya dan melepasnya. In Ha memasukkan kalungnya kedalam lubang kancing itu.

Dal Po melihat In Ha melakukan itu dengan sangat lucu, ia tersenyum menatapnya dari kaca spion. In Ha menyuruh Dal Po untuk membawa taksinya pelan-pelan, karena ia tak bisa fokus memasukannya. Hehe. kemudian In Ha bertanya, siapa orang-orang dalam mimpi Dal Po? Karena ia bilang bahwa mereka sangat ingin ia temui. Dal Po terdiam sejenak, lalu berkata bahwa In Ha tak perlu tahu.

-Loh, jadi ini uang untuk bayar taksi atau karena mimpi indah Dal Po? Wkwkwk-


-Stasiun Penyiaran Seoul-
Gyo Dong menatap koran yang terdapat foto Cha Ok dan teman sereporternya, kemudian ia berkata menyindir, saat Cha Ok kembali dari tugas khususnya dari Washington, ia akan segera dipromosikan menjadi manajer dan diberi posisi penyiar utama, itu merupakan sambutan yang hebat. Ia menyindir Cha Ok melalui Gong Joo yang sedang berada disampingnya, Gong Joo berkata bahwa Cha Ok benar-benar menciptakan gelombang baru dari berita yang ia siarkan, dia berhasil menciptakan rating penyiar tertinggi, menurutnya MSC pasti akan mempertaruhkannya. Gyo Dong membenarkannya, semacam sambutan ‘Mo’ atau ‘Do’ (lemparan koin).

seorang teman reporter lain (sepertinya) bertanya, Mo atau Do? Jadi ‘Mo’ untuk apa?

Gong Joo mengatakan alasannya, pertama, Cha Ok punya resume yang mengesankan, dia adalah wanita pertama yang meraih peringkat tertinggi di stasiun lokal, dan ia tidak hanya sekali pergi untuk liputan berita khusus, tapi dua kali. Cha Ok merupakan Legenda. Gyo Dong menambahkan, bagaimana pun ia juga berhasil menarik perhatian untuk dirinya sendiri. Dia wanita, tapi ia menjalani program striping dan memenangkannya, ia juga menang dalam kompetisi minum bir, bukan hanya itu, dia cantik dan memiliki kecakapan sebagai reporter. C membenarkan adanya sisi itu dalam Cha Ok, tapi bagaimana sisi yang lainnya? Gyo Dong menyebutkan bahwa kecakapannya dalam memainkan pertunjukan itulah masalahnya, baginya dia lebih mirip seorang entertainter daripada reporter.


Gong Joo membenarkan hal tersebut, itu mengingatkan mereka tentang kejadian 10 tahun yang lalu, saat ia melaporkan berita kecelakaan bus TK dengan sepatu anak-anak ditangannya? Gong Joo mengatakan kalau ibunya sampai menangis melihat siaran itu, tapi siapa tahu, ternyata Cha Ok sengaja membeli sepatu tersebut di toko sepatu anak-anak hanya untuk merekam adegan tersebut. Wkwkwk.

teman sereporternya terkejut dengan yang dikatakannya, ia bertanya apakah ini serius? Tentus aja Gong Joo mengiyakannya, dan itu belum semuanya, dulu ketika ada banjir luapan sungai besar, semua wartawan hanya sampai lutut saat menyiarkannya, hanya Cha Ok yang sampai sebatas pinggang saat menyiarkannya, apa kau tau kenapa? Itu karena dia berlutut didasar air, hanya untuk menaikkan ratingnya. Wkwkwk. 

Gyo Dong tak menyangka itu dan mengatakan bahwa itu murni penipuan. Gong Joo membenarkan hal tersebut dan mengatakan bahwa Cha Ok lah alasannya kenapa MSC mendapat reputasi buruk. Lol. teman reporternya menatapnya dengan kesal, ia memukul Gong Joo, bagaimanapun Cha Ok adalah atasanmu, tidakkah ia terlalu kasar tentangnya? Gong Joo menyanggah itu, ia hanya mengatakan yang sebenarnya sebagai seorang reporter, memangnya kenapa jika dia atasanku? Semakin tinggi tangga yang kau naiki, semakin keras kritik yang kau terima! temannya mengatakan bahwa ia terlihat seperti seorang reporter sebenarnya sekarang. Lol.Gyo Dong menatapnya dengan tajam, Gong Joo bertanya kenapa ia menatapnya seperti itu?

Gyo Dong mendekati Gong Joo dan berkata kalau memasukkan informasi itu hanya untuk mengubah topik pencarian online terpanas adalah suatu bentuk manipulasi. Tapi menurut nya, itu bukanlah manipulasi, karena dibandingkan Manajer Cha Ok, itu hanyalah permainan anak-anak.

Di tempat lain, In Ha juga menatap gambar ibunya di koran, ia sedang berada di salon. Ia meminta petugas salon untuk me-make up nya seperti ibunya itu. Petugas salon bertanya apakah In Ha akan diwawancarai sebagai penyiar? In Ha mengatakan bukan penyiar, tapi reporter. Tapi tidakkah penyiar dan reporter sama? In Ha berkata, hal itu jelas berbeda, karena reporter terlihat lebih berdedikasi dan intelek. Petugas salon memikirkan make up yang berdedikasi dan intelek, dan ia mengatakan ia mengetahuinya. Tapi ternyata ia menyuruh petugas lain untuk memberi In Ha make up seorang penyiar. Huhu, dasar tukang bohong! >.<

In Ha mendapat pesan, dan betapa terkejutnya pesan itu dari nomor ibunya.

“Semangat!”

In Ha terkejut dan sangat senang, “Ini luar biasa! Ibuku mengirimku pesan!” kemudian ia berdiri dan benar-benar bahagia, petugas salon heran, apanya yang luar biasa dikirimi pesan? Hal itu sudah biasa. Kemudian In Ha mengatakan, bahwa ini sudah 13 tahun. Apakah aku bermimpi? Para petugas salon saling berbisik, sepertinya ini pesan pertama yang In Ha dapat dari ibunya, ia dicampakan. Kemudian mereka memberikan In Ha ucapan selamat. Berterima kasih pada mereka dan benar-benar senang.

Dal Po menerima panggilan dari In Ha, ia meminta agar Dal Po jangan terkejut, In Ha dengan girang mengatakan kalau ia menerima pesan ucapan “semangat!” dari ibunya!

Dal Po tak habis pikir denga itu, ia berkata “bagaimana kau bisa yakin bahwa itu..” tapi kemudian ia menenangkan dirinya, dan memberi ucapan selamat pada In Ha. In Ha mencium kalung kancing pemberian Dal Po, dan sangat senang karena jimat itu bekerja dengan baik, ia menganggap dirinya sangat beruntung. Dal Po hanya mengiya-iyakannya. Jimat itu akan menemani In Ha sepanjang hari. LOL.

In Ha bertanya pada Dal Po, apakah menurutnya ia akan diterima hari ini? Dal Po mengatakan “iya” dengan ekspresi sangat ragu dan tidak yakin, tapi ia mengatakan pada In Ha, bahwa ia yakin. In Ha menjadi percaya diri dengan hal itu.

In Ha menutup teleponnya, dan Dal Po menghembuskan nafas, ia berkata pada Hye Sung [system navigasi taksinya] ia merasa seperti menjual obat palsu ke pasien yang sekarat. Lol. Apakah dia naïf atau bodoh?

-suara system navigasi- [didepan ada tempat penitipan anak, silakan melambat]

Dal Po tertawa, ia membenarkan perkataan Hye Sung, “Kau benar! dia adalah anak-anak.” Dia hanya anak kecil, seorang anak yang belum dewasa. Seorang anak yang pelu diawasi!

Seorang penumpang turis yang sedang menelfon melihat Dal Po bicara sendiri, ia keheranan dan mulai ketakutan. “Serious man! Orang ini aneh! Dia mengobrol dengan GPS!” wkwkwk. Ia melihat ke kaca spion dan melihat Dal Po tersenyum padanya. HAHAHAHA.

“Oh Jesus! Dia tersenyum padaku melalui kaca spion! Aku yakin dia gila!” LOL. Turis itu sangat ketakutan, haruskah ia keluar dari taksi sekarang? Lalu Dal Po berkata dengan bahasa inggris, agar ia tak perlu keluar karena dirinya baik-baik saja. LOL. Serius deh, English nya Jong Suk lucu! Wkwkwk XD
Akhirnya turis itu turun dari taksi Dal Po. HAHAHAHA.

Dal Po melihat seorang kakek yang sedang kebingungan, ia bertanya ada apa? Tapi kakek itu tak menjawab. Ia turun dari taksi dan menanyakan apa yag terjadi, kakek tersebut mengatakan kalau gerobaknya jatuh dari lereng dan menabrak truk ini, sehingga membuat goresan di bagian bemper, ia ingin memberi tahu pemilik truk tapi ia tak punya ponsel. Ia berniat untuk mengganti rugi. Dal Po membantu kakek itu dan menyuruhnya agar pergi saja, ia yang akan mengurusnya. Dal Po mengatakan ia akan memanggil polisi dan bicara pada mereka. Kakek itu berterima kasih pada Dal Po. Baiknya Dal Po >.<.


Dal Po memeriksa kelecetan truk itu, ia tak tahu bagaimana cara menghubungi pemiliknya, jadi ia meninggalkan kertas yang berisi pesan agar pemilik truk menghubunginya ke nomer yang tertera. Ia akan mengganti rugi. 

Kemudian Dal Po kembali ke taksinya. Ketika hendak masuk, ia menerima panggilan, itu dari Dal Pyung, ia memberitahukan kalau dompet Dal Po ketinggalan. Dal Po khawatir Dal Pyung akan melihat sesuatu didomppetnya. saat itu pemilik truk datang dan ternyata ia adalah Jae Myung, kakak kandung Dal Po/Ha Myung. >.<. ia habis mengantarkan galon. Kemudian ia melihat secarik kertas yang di selipkan Dal Po. Ia melihat kerusakan dibempernya dan tak terlihat parah. Dal Po masuk ke taksi dan pergi dari tempat itu, Jae Myung menatap taksi Dal Po.

Dal Pyung tengah memandangi dompet Dal Po yang terdapat foto In Ha, ia ingat dulu saat mereka sampai rumah setelah kehujanan, Dal Po bercanda pada In Ha, saat itu Dal Pyung melihat mereka. Ia memandangi Dal Po bagaimana ia menatap anaknya, ada sesuatu dibalik tatapannya. Tatapan yang lembut pada In Ha.


-flashback-

In Ha bertanya pada ayahnya, apakah benar-benar tak ada cukup uang agar ia dan Dal Po ke perguruan tinggi? Ayah mengatakan jika saja rumpit lait mereka tak gagal panen, mungkin mereka bisa mendapatkan cukup uang untuk ke perguruan tinggi bersama. Ia bertanya pada In Ha, apakah Dal Po benar-benar ingin ke perguruan tinggi? Dal Po tak bilang pada In Ha, tapi In Ha yakin dia pasti ingin, lagi pula Dal Po mendapatkan posisi pertama disemua nilai praktek. Menurut In Ha, Dal Po yang lebih pantas ke perguruan tinggi karena nilainya lebih darinya.

Tiba-tiba Dal Po datang dan mengatakan bahwa ia ingin daftar tentara, mereka terkejut. Dal Po sudah diminta untuk wajib militer. Ia ingin segera wamil setelah lulus nanti. In Ha merasa bersalah karena hal ini, “Apa karena aku…” Dal Po mencubit mulut In Ha dan berkata bahwa ini bukan karena In Ha, jadi jangan berlebihan. Ia berkata pada Dal Pyung bahwa sampai ini saja cukup, ia tak tertarik untuk kuliah. Kemudian melepaskan cubitannya di mulut In Ha dengan lucu. ^^

-flashback end-

Dal Po sampai ditempat kerja Dal Pyung, ia melihat Dal Pyung yang sedang memegang dompetnya dan memandangi foto In Ha. Dal Po berkata bahwa ia benar-benar tak sadar sudah lupa bawa dompet. Dal Pyung menunjukkan foto In Ha yang ia temukan di dompet Dal Po. Dal Po beralasan bahwa In Ha lupa bawa foto untuk resumenya, jadi ia mengambilnya karena itu adalah salah satu sisa fotonya, Dal Pyung pasti tahu kalau In Ha sangat pikun. Dal Pyung tak percaya begitu saja, “benarkah? Itu saja?” Dal Po berkata, tentu saja, “apa lagi? Kau tak memikirkan sesuatu yang aneh kan?” Dal Pyung bertanya sesuatu yang aneh seperti apa? Dal Po terlihat gugup, ia terpatah-patah saat berkata. “ah itu..jika tidak, ya sudahlah..”

Dal Pyung menyerahkan dompetnya, tapi ia ingin agar foto In Ha ia yang memegang, karena akan jadi salah paham jika pacar Dal Po melihat itu. kau tentu tak ingin itu terjadi kan? Dal Po mengiyakannya dengan lirih. Ia terlihat kecewa dengan itu.

In Ha berdiri didepan banner ibunya di stasiun MSC, ia akan menjalani wawancara. Ia menutup matanya dan berkata dalam hati,

“Ibu, aku ahirnya disini. Aku bisa merasakanmu. Apa kau merasakanku juga?”

Orang-orang menatap aneh ke In Ha, salah satunya Yoon Yoo Rae, yang juga datang untuk melakukan wawancara, ia berhenti dan melihat In Ha sedang membentangkan lengannya dan berkata, “dia aneh sekali.” Lol.

Di ruang tunggu, In Ha terlihat khawatir dan memegang kalung kancing yang diberikan Dal Po sebagai jimatnya, disaat yang lainnya berlatih untuk wawancara. In Ha terlihat nervous. Yoo Rae keluar dari ruang wawancara, In Ha langsung meraih tangannya dan bertanya apakah reporter Song Cha Ok adalah salah satu pewawancaranya? Yoo Rae mengiyakannya, ia mengatakan kalau Cha Ok seperti penyihir Es. Dia sangat menakutkan, jadi ia memperingati In Ha agar berhati-hati. In ha tersenyum dan mensyukuri hal itu.

Ia benar-benar berterima kasih pada Yoo Rae. Yoo Rae heran dengan sikap In Ha yang sangat senang padahal ia baru saja menyuruh nya untuk hati-hati. Baginya In Ha tak hanya aneh, tapi mungkin merupakan ancaman. Kali ini giliran In Ha yang dipanggil untuk wawancara.

In Ha masuk ke ruang wawancara dan melihat Ibunya. In Ha memberikan penghormatan dan memperkenalkan diri, Cha Ok menyuruhnya duduk tanpa ekspresi. In Ha sudah sangat senang karena Cha Ok menyuruhnya duduk dengan tanpa ekspresi.

In Ha sudah sangat senang karena Cha Ok menyuruhnya duduk. “dia menyuruhku duduk! Mungkin dia khawatir kalau aku gugup!” poor In Ha. :(

Pewawancara lelaki bertanya pada In Ha apa ia sungguh punya sindrom Pinokio? In Ha mengiyakannya, mereka memberi tahu In Ha apa ia sadar bahwa tidak ada satupun reporter Pinokio di negaranya, ia tahu kenapa? In Ha mengatakan bahwa ia tak tahu penyebabnya. Pewawancara bertanya, kenapa ia tak tahu? Karena bagi mereka, memiliki ketidakmampuan untuk berbohong dianggap sebagai kelemahan bagi reporter. 

In Ha menyanggahnya, menurutnya itu bukan kelemahan, tapi merupakan prestasi yang positif. Bukankah reporter harusnya menyampaikan kebenaran? Karena sebuah berita yang disampaikan oleh reporter yang tak bisa berbohong, akan membangun kepercayaan dari pemirsa. Dan ia sangat meyakini hal tersebut.

Cha Ok akhirnya mengeluarkan suaranya dan bertanya, reporter yang tak bisa berbohong dan hanya menyampaikan kebenaran? dengan dingin ia mengatai In Ha sangat amatir. Ia bertanya pada teman pewawancaranya, apakah ia se-naif itu saat pemula? Temannya mengiyakannya, dan bahkan berkata kalau mereka berdua memiliki banyak kesamaan. 

Cha Ok menatap In Ha dengan senyum tipis. In Ha sangat senang karena pewawancara mengatakan mereka memiliki banyak kesamaan. Cha Ok mengajak In Ha untuk melakukan tes sederhana, jika ia dapat melewati itu tanpa cegukan, maka Cha Ok akan mengatakan kalau In Ha memiliki sesuatu apa yang reporter butuhkan dan In Ha menyetujui itu.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Komentar :

anyway, saya mau minta maaf dulu karena late update^^ tapi masih banyak kok yang buat sinopsisnya, mb fanny kdramatized juga buat, pasti udah duluan ^^

di episode ini, menurut saya lebih menceritakan bagaimana In Ha dan Ibunya, In Ha sangat percaya bahwa nomor tsb adalah nomor ibunya, padahal seperti yang dikatakan Dal Po, ibunya tak membalas meski sudah 13 tahun. sudah pasti ibunya sudah ganti nomor, tapi In Ha nya yang memang gak percaya kalau belum ada bukti, sampai ia membandingkan dengan kisah Dal Po dulu, memang sih hampir sama, Dal Po sampe gak bisa ngomong apa-apa lagi setelah dibandingkan dnegan In Ha gitu aja.

Dal Po sangat baik, dia menuruti kemauan In Ha, bahkan jika In Ha salah, Dal Po akan membenarkannya, ia hanya gak mau In Ha terluka :( ayah In Ha mulai tahu, kalau Dal Po ada perasaan dengannya, ia sebenarnya sudah mulai curiga dari dulu, tapi belum ada bukti pasti, jadi mungkin ia berfikir hanya sebatas keluarga, tapi makin kesini, Dal Po makin menunjukkan perasaan itu, hingga tak bisa dipungkiri lagi, ia sangat kelihatan.

Aku sebel sama Cha Ok, ia bahkan tak menyadari In Ha putrinya sejak awal, ia merasa hanya biasa-biasa saja seperti orang lain, aku kasihan sekali dengan In Ha yang menganggap ibunya itu merindukannya, padahal nyatanya tidak, mungkin ini yang membuat Dal Pyung jadi sangat benci dengan Cha Ok, karena sikapnya yang ambisius dengan pekerjaan. >.<

oya, ku kira lompatan waktunya bakal ke 2014, tapi ternyata ke 2013, mungkin tahun itu, pengacara Jang Hye Sung sangat populer sampai suaranya dipake GPS Dal Po, HAHAHHA.

Dan juga itu berarti sudah sangat lama Dal Po menyembunyikan perasaannya pada In Ha, sejak 8 tahun lalu.

by Aprilia Rika - SnailFlowers

No comments:

Post a Comment