Saturday, November 29, 2014

[Sinopsis] Pinocchio Episode 4~ Part 1



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Dal Pyung yang sedang mencari In Ha, ternyata ia juga naik ke atap, ketika ia sampai di atap, ia melihat In Ha yang sudah bersama Dal Po, Dal Pyung sekaligus kesal karena In Ha membuatnya khawatir. Ia mendengar percakapan Dal Po dan In Ha, dan bersembunyi untuk mengetahui lebih lanjut. Dal Pyung memperhatika mereka dengan seksama, terutama ketika In Ha mengatakan kalau ia bahkan malu untuk melihat Dal Po. 
Ayah mendengarkan pertengkaran Dal Po dan In Ha dengan seksama, ternyata ia mendengar semuanya, bahkan dari awal. Ketika Dal Po mencegah In Ha dengan menggenggam tangannya, Dal Pyung sangat kesal melihat Dal Po melakukan itu pada anaknya, LOL. Ekspresinya XD

Dal Po berkata pada In Ha bahwa ia membutuhkan buku-buku In Ha, ia ingin menjadi seorang reporter seperti In Ha.

“Mari kita bersama-sama menjadi reporter, In Ha-ya” :)

In Ha terkejut dengan perkataan Dal Po, Dal Po tersenyum padanya dan mengatakan akhirnya cegukannya berhenti. Mereka berdua tersenyum di iringi dengan dentuman kembang api. Ayah In Ha juga ikut menyaksikan pernyataan Dal Po tersebut.

Episode 4 : Romeo & Juiet

In Ha dan Dal PO sampai didepan lift, In Ha mengatakan pada Dal Po bahwa ia sangat beruntung karena dipinjami buku-buku In Ha, ia sudah membuat catatan selama membacanya 3 tahun ini, karena banyak orang-orang yang mengantri untuk membelinya. Hehhe. Dal Po mengatakan terima kasih pada In Ha dengan lucu. Keke.

Tapi In Ha khawatir pada kakek ketika ia mengetahui Dal po ingin jadi reporter, dan menyadari bahwa ia sebenarnya pintar, In Ha takut kakek akan pingsan lagi. Bagi Dal Po, keinginannya menjadi reporter tak berarti ia akan benar-benar jadi reporter. Apakah In Ha pernah membayangkan seorang sopir taksi menjadi reporter? Tapi bagi In Ha itu taka da perbedaan yang mencolok. Lol. Lift terbuka, Dal Po menyuruh In Ha untuk melupakan itu, karena hampar tak ada kesempatan ia bisa jadi reporter, jadi ia tak perlu khawatir, Dal Po hanya akan belajar tanpa diketahui oleh ayah. 

In Ha menanyakan taksi Dal Po, apa ia akan meninggalkan pekerjaannya? Tentu saja tidak, bagi Dal Po itu adalah sumber makanannya. Ia akan belajar sambil bekerja, karena menurutnya hamper taka da kesempatan ia jadi reporter. In Ha menyalahkan itu, ia pikir mereka punya kesempatan 50:50. Untuk sopir taksi menjadi reporter, dan Pinokio menjadi reporter. Masing-masing punya kesempatan 50% untuk menjadi reporter. Entah mereka akan berhasil atau tidak, ataupun salah satu dari mereka, Dal Po membenarkan itu, karena ada kesempatan salah satu dari mereka, jadi mereka punya 50% peluang.

Di lain tempat, Dal Pyung sedang melamun di atap setelah melihat Dal Po dan In Ha bersama tadi. mungkin ia memikirkan percakapan Dal Po dan In Ha tadi.

In Ha menata buku-bukunya kembali di rak di bantu oleh Dal Po dan kakek, ia bertanya pada kakek apakah ayahnya akan memukulnya jika ia memberitahu bahwa ia tak ingin menyerah jadi reporter? kakek berkata, jika ia sudah tahu ngapain Tanya. Lol. In Ha tak tahu cara minta izin pada ayahnya, tapi kakek berkata bahwa ia tak perlu izin, lakukanlah yang ia mau, ia menasehati In Ha, karena “hal yang lebih sulit daripada menerima uang pemberian orang lain adalah memaksakan pikiran kita ke orang lain yang bahkan mereka tak akan mempercayainya.” Hal itu bahkan adalah sesuatu yang tak bisa dilakukan oleh orang tua. In Ha memahami perkataan kakek.

Dal Pyung sampai dirumah, In Ha sedikit takut dan segera berlari menemuinya. Ia meminta maaf pada Dal Pyung karena sudah mengkhawatirkannya, dan juga ia telah gagal dalam wawancara. Ia ingin mengatakan sesuatu tapi ia takut-takut memintanya agar tak marah lalu bergeser ke belakang Dal Po, ia hendak mengambil nafas panjang untuk mengatakannya, tapi ayahnya mengatakan bahwa ia ingin bicara dengan Dal Po dan mengajaknya keluar sebentar. Kakek dan In Ha heran, bukannya bicara pada In Ha malah dengan Dal Po? In Ha berfikir bukankah ini aneh? Kenapa ia ditinggalkan sendiri? Lol.

Dal Po dan Dal Pyung berada diluar, kali ini Dal Po tak memanggil Dal Pyung sebagai adik, melainkan “Ahjussi”. Ia berhati-hati mengatakan kalau In Ha ingin tetap jadi reporter, ia tadinya ingin menyerah dengan janjinya pada Dal Pyung, tapi Dal Po pikir ia tak akan bisa. Dal Po mulai mengutip nasehat dari kakek,

“hal yang lebih sulit daripada menerima uang pemberian orang lain, adalah memaksakan pikiranmu kepada orang itu.”

Tapi sayangnya, Dal Pyung bukan ingin membicarakan hal itu, Ia mengatakan kalau ia melihat Dal Po dan In Ha tadi di atap. Dal Po sangat terkejut, “Ahh.. itu..”

“Jika benar yang aku pikirkan.. kau memiliki perasaan pada In Ha..”

Tanpa basa-basi, Dal Pyung langsung mengatakan yang ia katakan, ia bertanya apa ia salah?

Dal Po terdiam sejenak dan menundukkan kepalanya tak bisa berkata-kata, kemudian ia menggelengkan kepalanya. Dal Pyung bertanya apakah In Ha punya perasaan yang sama? Dal Po langsung membantahnya, In Ha tak tahu perasaannya padanya. Dal Pyung menanyakan sejak kapan Dal Po memiliki perasaan itu, Dal Po tak yakin dengan itu, ia hanya menyadari ini sudah untuk sementara waktu.

Dal Pyung terdiam sejenak.. ia mengatakan kalau In Ha adalah putri satu-satunya yang sangat berharga, dia lebih cantik dari siapapun didunia ini. itu sebabnya, ia tak pernah mau melihatnya terluka. Ia ingin In Ha bahagia bersama orang yang bisa memanjakannya. Tidak peduli siapa pasangan In Ha nanti, tetap taka da yang cukup baik dimatanya. Dal Pyung bercanda, bahkan jika ia lebih besar dari Im Hong Ryong,(actor?) ia masih akan tetap ragu dan berdebat dengannya. Dal Po hanya menunduk dan terdiam mendengar semua perkataan Dal Pyung.

Dal Pyung : “Di sisi lain, kau..”

ia hendak mengatakan sesuatu, tapi Dal Po memotongnya dan berkata bahwa ia memiliki banyak kekurangan. Ia seorang yatim piatu yang tak tahu dari mana, dan tidak memiliki kekayaan atau kekuatan untuk bicara. Ia bahkan tahu bahwa perasaannya pada In Ha adalah mustahil dan sudah melewati batas. Itu sebabnya ia tak pernah menyampaikan perasaannya. Dan akan terus seperti itu.

“Dal Po-ah..” panggil Dal Pyung

“kau tidak perlu khawatir. Bagiku, keluarga adalah yang utama..” Dal Po memotong panggilan Dal Pyung. Ia berkata bahwa ia tak akan melakukan apapun yang akan membahayakan In Ha. ia akan melupakan perasaannya, ia meminta Dal Pyung untuk tak khawatir. Dal Pyung terdiam sejenak dan mengucapkan terima kasih pada Dal Po.

In Ha tengah menggosok gigi, ia mendengar suara pintu terbuka dan langsung ke luar menemui ayahnya, ia langsung bertanya kenapa ayahnya bicara dengan Dal Po bukannya dia, Dal Pyung menyuruh In Ha berbicara setelah sikat gigi karena itu menjijikan. Busa pasta gigi In Ha sampai keluar-keluar ketika ia bicara. Lol. In Ha mengelap busa mulutnya dan melanjutkan pembicaraannya, ia ingin bicara sekarang. Dal Po masuk dan melihat mereka sedang berdebat.

In Ha mulai bicara ini itu, Dal Pyung menatapnya dengan raut kekecewaan, ia terlihat menyesali kata-kata yang ia ucapkan tentang In Ha pada Dal Po bahwa In Ha adalah wanita paling cantik didunia dan sangat berharga baginya, ia menatap In Ha yang sangat jorok bicara dengan penuh busa sikat gigi dimulutnya, ia melihat pakaian In Ha dari atas ke bawah yang hanya menggunakan setelan sweater, ia malu karena Dal Po ada di situ. HAHAHAHA.

Dal Pyung menyuruh In Ha masuk ke kamar mandi, karena ia membuatnya malu. Lol. In Ha bertanya siapa yang membuatnya malu? Aku? Apanya? Dal Pyung kesal dan berteriak “Semuanya!!!” Wkwkwkk. In Ha memohon pada Dal Pyung, ia ingin tetap jado reporter, Dal Pyung yang terlanjur kesal karena In Ha tak mau masuk kamar mandi, berkata, “Lakukan saja! Teruskan dan jadilah reporter!” lalu menutup pintu kamar mandi. lol. Tapi In Ha sangat senang dan membuka kembali pintunya, ia berteriak senang pada Dal Po, ayahnya kesal dan mendorongnya masuk agar cepat menyelesaikan sikat giginya. Wkwkwk. Dal Pyung melihat Dal Po dan terlihat malu karena tingkah In Ha dan langsung pergi. WKWKWK.

Jae Myung sedang berada ditempat kerjanya, ia menghampiri ahjussi temannya yang sedang memfoto kerusakan bumper di mobil Jae Myung saat tertabak gerobak kakek tua itu, ahjussi menanyakan tentang kompensasi untuk bumpernya, tapi Jae Myung menolaknya, karena ia pikir bumper memang harusnya penyok. Lol.

Lalu ahjussi membicarakan tentang pekerjaan pembongkaran pabrik, ia memberitahunya kalau tanggal pembongkaran sudah ditetapkan. Mereka akan meledakannya karena bangunan itu sudah tua, Jae Myung meminta agar dia di ikutkan dengan pekerjaan itu, ahjussi itu mengiyakan, lalu ia mengatakan bahwa ada rumor pabrik itu berhantu, “Hantu?” Tanya Jae Myung, tapi wajah nya tampak memikirkan sesuatu, mungkin ia mengingat kejadian ayahnya masa lalu.

“Bahkan jika itu hanya sosok hantu, aku berharap aku bisa melihatnya lagi..”

Baginya hantu itu mungkin saja ayahnya. :(

Dal Po baru selesai mandi dan In Ha langsung menyeretnya kekamarnya, Dal Po melihat In Ha memeluk lengannya dan merasa tak enak lalu melepaskannya. In Ha memberi tahu Dal Po tentang lowongan pekerjaan di stasiun YGN. Mereka membuka lowongan pekerjaan tanpa melihat latar belakang peserta, hanya melakukan tes tertulis, tes kamera, dan tes wawancara, ini adalah tempat sempurna bagi sopir taksi dan Pinokio.

Dal Po bertanya apakah In Ha tidak akan memberitahunya tentang Pinokionya, In Ha mengiyakannya. Ia mungkin bisa mengatasinya selama tak ditanya tentang hal itu dan melakukannya dengan biasa. In Ha mengumpulkan buku-bukunya dan ia menyuruh Dal Po untuk mempelajari itu sebagai permulaan, In Ha bertanya apakah sebulan cukup?

Dal Po melirik tumpukan buku itu dan berkata mungkin 1 minggu cukup? In Ha menganggap itu konyol, bagaiman mungkin bisa? Haha! Lalu Dal Po menyebutkan sederetan bahan-bahan kimia, In Ha heran, apa yang ia lakukan? Lol. Dal Po bilang ia bosan saat menggosok gigi jadi ia menghafal bahan-bahan dalam sampo, ia menyuruh In Ha tak usah khawatir karena ia menghafal lebih cepat darinya, In Ha mengiyakannya saja, lagian Dal Po juga membaca seluruh isi perpustakaan 8 tahun lalu. Ia menunjukkan Dal Po catatan yang telah ia buat tentang beberapa pertanyaa dasar dan artikel-artikel, Dal Po memperhatikan In Ha sejenak yang sedang menunjukkan catatannya, kemudian ia menurunkan tatapannya.

Dal Po masuk ke kamarnya dan ia mengingat perkataan ayah In Ha semalam,

“tidak peduli siapapun yang dipilih In Ha, tidak ada yang cukup baik untuknya. Seperti bagaimana perasaan setiap ayah lainnya di dunia tentang putri mereka.”

Dal Po menyadari bahwa perasaannya sudah melewati batas, itulah sebabnya ia tak pernah menyampaikan perasaannya .. :(

Ia mengingat bagaimana senangnya ia saat menemukan pas foto In Ha dibawah meja dan menaruhnya di dompetnya, tapi sekarang foto itu sudah ditangan Dal Pyung.

Ia segera tersadar dari lamunannya dan segera membaca buku-buku itu.

Pagi-pagi sekali Dal Po mengumpulkan koran-koran didepan pintu apartemen, ia mengumpulkan dan mencatat berita-berita dari koran itu satu per satu, lalu ia melihat kakek Gong Pil berjalan menuju apartemen, ia segera sembunyi dibalik tembok, saat ia melihat kakek sudah masuk rumah, ia kembali mencatat berita di koran. tapi kakek sebenarnya melihatnya, ia membuka pintu lagi dan mengintip Dal Po lalu tersenyum.

Diperpustakaan Dal Po melihat In Ha sedang serius belajar sambil menutupi wajahnya dengan buku karena terkena panas dari kaca jendela. Kemudian In Ha menyadari kalau ia tak lagi kepanasan dan menatap ke jendela, ternyata Dal Po duduk disana untuk menghalangi panas cahaya menuju In Ha. sweettt :x


Dal Po dan In Ha berada di atap dan berlatih pengucapan reporter yang benar, In Ha kesal dan mencubit pipi Dal Po karena ia mengucapkan berita kurang membuka mulutnya, hehe. kemudian Dal Po memperbaiki pengucapannya dan In Ha memberinya jempol. Hehe.

Kakek berada di kamar Dal Po dan ia sedang tertidur di meja belajarnya setelah membacara buku-buku, kakek melihat buku-buku yang Dal Po baca, ia menyadari bahwa buku-buku itu tentang dunia reporter. kakek merasa sangat sedih dan membelai kepala Dal Po. Ia merasa bersalah padanya.

Keesokan harinya, kakek berada di toko buku dan melihat-lihat majalah fashion untuk pria, kakek berkata pada pemilik toko bahwa ia ingin membeli buku itu, tapi pemilik toko heran karena majalah itu untuk anak muda. Kakek mengatakan bahwa ia tahu itu. HAHAHA.

Kakek menelfon Dal Po agar datang ke tempat yang ia mau, ternyata kakek membawanya ke salon. Dal Po menarik-narik kakek keluar dan bertanya kenapa mereka ada disini dan bukan di tukan cukur biasa? Lol. Kakek menarik Dal Po dan memaksanya untuk menuruti kata-katanya saja, wkwkkw.


Pegawai salon menghampiri kakek dan bertanya apa yang bisa ia bantu, kakek menunjukkan majalah yang ia beli, ia ingin penampilan yang bersih dan sederhana seperti dalam majalah tersebut, ia bahkan membaca kata-kata asing sulit dari majalah itu, hehe. Dal Po yang melihat kakek sangat senang membacakan rincian model untuknya terlihat khawatir dan meminta agar mereka pulang saja, LOL. Tapi kakek memaksanya diam. Mau tidak mau Dal PO harus menuruti kemauan kakek, HAHAHA.

“Setelan abu-abu dengan minimal 2 kancing, nomor model koleksi 2013-F. dengan dasi berwarna solid. Sepatu renda hitam. Elemen yang pas untuk seorang laki-laki pesolek!”

Kakek memilihkan setelan untuk Dal Po dan menunggunya didepan kamar ganti, ketika Dal Po keluar kakek sangat terpesona, dari ujung kaki sampai kepala Dal Po berubah drastic jadi “Handsome Man” awww. Ganteng banged! Sampai kakek tak percaya, “Oh man! Apa itu benar-benar kau?!” Dal Po Nampak sedikit malu dan tersenyum kecil.

Kakek langsung menyuruhnya untuk melakukan pemotretan, hehe, Dal PO terlihat gugup, kakek menyuruhnya untuk tersenyum, ia terlihat sangat senang dan Dal Po melihatnya juga ikut tersenyum. :)

Mereka berada diperjalanan pulang, Dal Po berhenti dan menatap bayangan dirinya dalam kaca iklan, kakek bertanya “ada apa?” Dal Po menanyakan apakah ia baik-baik saja, karena penampilan barunya, ia tak terlihat seperti anaknya lagi. Kakek mengatakan bahwa ia tetaplah anaknya, ia melihat mereka di kaca dan berkata bahkan mereka tampak sama, mungkin sekarang sudah tak terlihat, tapi ia dulu tampan seperti Dal Po, hehe. kemudian ia membuang sepatu lama Dal Po ke tong sampah.

kakek mengatakan bahwa Dal Po tak usah mengkhawatirkannya dan melakukan hal-hal secara rahasia juga menjalani hidup bersembunyi hanya karenanya. Dal Po mengelak dan mengatakan bahwa ia tak menyembunyikan apapun. Kakek mengetahuinya dan menyuruhnya agar tak berbohong, ia tahu bahwa selain dirinya, Dal Po juga menjaga rahasia dan pura-pura menjadi anaknya demi dirinya. Dal Po sangat terkejut mendengar pengakuan kakek.

Ia hendak mengatakan sesuatu tapi bus sudah terlanjur datang.

Didalam bus, Dal Po berlutut didepan kakek, matanya berkaca-kaca, ia bertanya sejak kapan ia sudah tahu ini? kakek tanpa menatap Dal Po memberitahunya kalau ia sudah lama tahu, sejak setahun Dal Po tinggal dengannya. Dal Po tak menyangka hal itu, ia meneteskan air matanya, ia bertanya kenapa kakek tidak mengatakan apa-apa?

“Karena jika aku tahu, aku takut Dal Pyung akan mengusirmu..”

“Pada awalnya, aku menipumu karena aku kasihan padamu.. tapi sekarang, aku terus menipu karena aku kasihan pada diriku sendiri dan menginginkanmu tetap disini..”

Dal Po sangat tersentuh dengan perkataan ayah, ia tak lagi menahan air matanya yang terus mengalir, mata kakek juga terlihat berkaca-kaca, ia menatap Dal Po dan meminta padanya agar berhenti mengkhawatirkannya mulai sekarang dan menjalani hidup seperti yang ia inginkan. Kemudian kakek membelai kepalanya,

“wajah tampanmu.. otak cerdasmu.. kau tidak perlu menyembunyikannya lagi.”

“Tidak apa-apa bagimu untuk menjalani hidupmu keluar ditempat terbuka jika kau menginginkannya, karena aku akan baik-baik saja..”


Air mata Dal Po terus saja mengalir tiada henti, ia tetap memanggilnya “Ayah”. lalu kakek memeluknya. Ia menangis dipelukannya, kemudian kakek meminta maaf dan berterima kasih.

“Maaf Dal Po-ah.. terima kasih Dal Po-ah..” hiks :(((

mereka menangis bersama didalam bus.

Mereka sampai dirumah dan Dal Pyung menyambutnya, ia terlihat bingung melihat Dal Po dan bertanya “siapa kau?” lol. Lalu kakek berkata, “Apa? Menurutmu siapa? Ini kakakmu..”

Dal Pyung sangat terkejut, “Heeeeeee???” LOL

In Ha keluar kamar dengan ngemil snack yang di letakkan di hodie nya pada bagian depan dan hendak menyambutnya, tapi seketika berhenti dan juga terkejut melihat ‘new’ Dal Po, ia berlari mendekatinya dan memujinya

“UWAAAAAHHH!!!!! Siapa ini?? pamanku telah berubah!!”

Kakek menegurnya, ia menyuruh mereka berdua untuk menghormati Dal Po.

“dia anakku, dia juga pintar. Dan dapat menyaingi seorang actor karena ketampanannya.” Dal Pyung menatap Dal Po tajam, kakek melihatnya dan bertanya, “bukan begitu?” lalu mengedipkan matanya pada Dal Po. Lol.


Dal PO mencairkan suasana yang begitu canggung, “heee,, ayolah ayah.. itu berlebihan. Aku tidak akan mungkin menyaingi actor dengan penampilanku.” Dan berpose sangat norak. HAHAHA. In Ha melihatnya dan tertawa terbahak-bahak sambil memakan snacknya. Dal Pyung menatap In Ha dan ia kembali teringat kata-katanya yang memuji In Ha wanita paling cantik di dunia, sepertinya ia menyesali perkataannya lagi, WKWKWK.

In Ha memuji Dal Po bahwa harusnya ia mengubah penampilannya sejak dulu, “Luar biasa!!”

Dal Pyung menatap In Ha dari atas ke bawah dan ia berkata sinis, “Pakaianmu itu yang luar biasa, pakaianmu!” ia membentak In Ha apa ia mengambilnya dari tempat sampah? “Sweater itu pasti sudah dibuang, karena tampak seperti akan membusuk!” LOL. HAHAHA. XD XD


Dal Pyung kembali melanjutkan menjemur pakaian, In Ha bertanya apa yang salah dengan ini? ayahnya dulu memberi ini sebagai hadiah kelulusan. Dal Pyung berkata, jadi pasti ia sangat bodoh karena memberikannya, ia hanya tak menyangka In Ha akan memakainya setiap hari selama hidupnya. HAHAHA. Dal Pyung berteriak, “sudah buang saja!!”

Kakek dan Dal Po yang melihat pertengkaran mereka hanya tertawa-tawa saja, kemudian kakek menyuruhya masuk.
In Ha berkata bahwa ayahnya sangat aneh, bulan lalu ia berkata bahwa In Ha lebih cantik dari miss korea. Lol. Ayah mengelak itu, ia bilang ia hanya sedang mabuk. Bagi In Ha “Ada kebenaran dalam anggur” In Ha mengatakan bahwa ayahnya pernah bilang ia sangat cantik sampai tak aka nada yang mengalihkan perhatian darinya. Ayahnya marah dan berteriak, “Kau Jelek! JELEK!!” XD XD . Bahkan debu yang menempel dimatanya sakit, jadi kalau berfikir In Ha yang menempel dimatanya, XD. Ia mengejek In Ha, “Lihatlah dirimu, kau terlihat seperti binatang daripada manusia.” HAHAHA XD.

In Ha tak terima dan bertanya pada Dal Pyung apakah ia ada masalah dengannya? Ayah menasehatinya, jika In Ha tetap bertindak ceroboh dan berjalan disekitar sini seperti yang ia lakukan , ia takut Dal Po berfikir In Ha murahan dan mulai melakukan sesuatu. In Ha tak percaya itu, ia pikir ini sangat konyol. Bagi ayahnya itu tak konyol, ketika melihat seorang gadis seperti In Ha, maka seorang pria tak akan menganggapnya serius dan malah murahan. Ayah berkata bahwa ia sudah bekerja keras membesarkannya dengan benar dan malah melihatnya dengan “baj***an” seperti Dal Po. In Ha tetap menganggap itu sangat konyol dan mengatakan pada ayahnya bahwa itu tak akan pernah terjadi, ayah berkata tidak ada yang tak mungkin, hal seperti itu bisa saja terjadi.

In Ha menjelaskan pada ayahnya bahwa bahkan Dal Po tak akan pernah menganggapnya seorang wanita selama hidupnya, juga sebaliknya, ia juga tak akan berfikir Dal PO seorang pria selain sebagai paman. In Ha menegaskan bahwa yang dikatakan ayahnya tak akan pernah terjadi dan berhenti mencemaskannya. Dal Po mendengar percakapan In Ha dan ayahnya di dalam kamar. Ia terdiam sejenak dan menutup pintu.

In Ha pergi meninggalkan ayahnya tapi kemudian berhenti,

“tunggu sebentar.. seorang baj***an seperti Dal Po?”

Ia berbalik dan ia mengatakan bahwa mereka perlu meluruskan ini. In Ha memberi tahu ayahnya bahwa Dal Po bukanlah tipe pria seperti yang ayahnya katakan, In Ha mengatakan bahwa Dal Po cukup cerdas dalam mencapai sesuatu, ia melakukan hanya dalam sebulan yang bahkan In Ha membutuhkan waktu 3 tahun. Ia memuji bahwa tak ada satu pun orang seusianya yang bekerja sekeras dan sejujur Dal Po. Dengan ketampanan, kepribadian, kecerdasan, ia bukanlah salah satu dari yang terbaik, melainkan di atas 1% dari yang terbaik.

ia berbalik kemudian melanjutkan, “dan tentu saja, aku diperingkat tertinggi!” sambil memonyongkan mulutnya. Hahahha

Ayah kemudian mencubit mulutnya, In Ha mengeluh kesakitan. HAHAHA. This two :x


Disaat lain, Dal Po menghentikan lamunannya dan mulai membaca buku lagi, In Ha masuk kekamar dan mengoceh tentang ayahnya yang sangat konyol. “aku dan Dal Po? Benar-benar konyol!” ia mulai membuka buku tapi kemudian merasa kepanasan, “kenapa begitu panas disini?” lol. HAHAHA XD ia kesal mungkin ini karena omong kosong yang ayahnya katakan tadi. In Ha mulai merasakan sesuatu sepertinya. Eheeee… XD

[Satu bulan kemudian]

Seorang reporter sedang berlatih untuk melaporkan berita. Dia adalah reporter Jang Hyun Gyu dari stasiun YGN. Ia mengeluh tentang berita yang akan ia laporkan adalah tentang pencarian reporter baru untuk YGN, bahkan baru 2 minggu sebelumnya mereka menerima reporter baru. Seorang cameramen wanita, yaitu Im Jae Hwan melihat penampilan Hyun Gyu dan ia kesal karena dia memakai bando saat akan melakukan laporan, tapi Hyun Gyu tak mau melepasnya dan Jae Hwan terpaksa harus memaksanya, LOL. Ia membuka paksa bandonya dan menyuruhnya untuk segera menyelesaikan laporan ini. HAHAHA.


Hyun Gyu melaporkan berita proses seleksi akhir pencarian reporter di YGN yang didasarkan pada tes tertulis dan wawancara langsung dan tidak melihat latar belakang pendidikan pesertanya. Dal Po dan In Ha mengikuti seleksi ini, mereka berada dalam satu ruangan. Yoon Yoo Rae mengikuti seleksi ini, yang berarti ia juga tak diterima di MSC. Seo Bum Jo juga ikut menjadi peserta, ia mengikuti seleksi untuk menjadi reporter karena In Ha.

Pemimpin YGN menjelaskan bahwa mereka tidak mencari reporter berdasarkan latar belakang pendidikan peserta, melainkan seseorang yang dapat berkomunikasi dan berhubungan dengan pendapat berbeda dari orang lain. Mereka akan diuji dengan kamera langsung dan diberi wawancara lisan.

Di MSC stasiun, Song Cha Ok dan rekan-rekannya melihat tayangan seleksi reporter oleh YGN. Il Joo mempause-nya pas ketika wajah In Ha terlihat. Gong Joo yang melihat itu berfikir apa ini merupakan ide yang baik bagi mereka, Il Joo menjawabnya, mungkin karena jam tayang YGN akan bersaing dengan MSC makanya mereka mencari reporter baru untuk menarik perhatian. Il Joo menganggap ini adalah PR yang bagus untuk mereka, ketika Gong Joo akan menentang pernyataan Il Joo, sunbae nya membenarkan Il Joo, dan menanyakan PR (public relations) mereka sendiri. Lol.

Cha Ok membuat strategi utnuk menayangkan iklan baru pada slot minggu depan, tapi itu tetap cukup sulit untuk membalikkan keadaan karena rating YGN 2 kali lipat MSC. Gong Joo mengusulkan untuk membuat reality show bagi karyawan baru mereka, lol. Dan Il Joo menganga mendengar ide tersebut. Hahahaha.

Cha Ok menatap layar berita yang terdapat In Ha, ia memikirkan ide untuk bisa membalikkan keadaan rating mereka, seperti biasa dengan meletup-letupka pena. ia menatap ke arah In Ha.


di YGN, para reporter yang masuk seleksi tertulis akan melakukan kamera test, mereka sedang berlatih termasuk In Ha dan Dal Po. Tapi ada 1 orang yang tak berlatih sama sekali, ia adalah Bum Jo, dan hanya melihat In Ha yang sedang berlatih pengucapan. LOL. Saat In Ha sedang berlatih pengucapan, ia salah menyebut stasiun, ia malah menyebut MSC, dan membuatnya kesal sendiri.

Dal Po melihat In Ha yang masih memakai kalung kancingnya, ia bertanya kenapa In Ha tak melepasnya, ia berfikir mimpinya bukanlah mimpi yang baik karena In Ha memakainya saat wawancara MSC lalu ia gagal. Tapi bagi In Ha itu adalah mimpi baik, karena itu ayahnya mengizinkannya untuk daftar reporter lagi dan mereka juga lulus seleksi dan wawancara. Lalu ia menambahkan sambil berbisik bahwa taka da yang tahu juga ia Pinokio. Dal Po tersenyum dan mengiyakannya saja.


Saatnya giliran mereka untuk melakukan kamera test, kali ini mereka satu gelombang denga Yoo Rae dan Bum Jo dan 1 peserta lain. Mereka mulai memasuki ruangan test, Bum Jo dan Dal Po saling bertatapan tapi masih tak mengenal satu sama lain. Yoo Rae yang melihat In Ha dan ia seperti pernah melihatnya, tapi tidak bagi In Ha, ia pikir mereka tak pernah bertemu. Kemudian Yoo Rae mengingatnya kalau 1 bulan yang lalu mereka juga mendaftar reporter di MSC.

Yoo Rae memerhatikan In Ha yang sedang berlatih pengucapan, In Ha menyadari itu dan menengok ke arahnya dan ia tersenyum pada In Ha dan bekata pelan, “pekerja keras, lawan yang tangguh, dan tidak ada tanda-tanda intimidasi apapun.” Ia pun mulai berlatih juga. Ketika In Ha menengok lagi kearahnya, kali ini Bum Joo yang memerhatikannya, Dal Po melihat itu bahwa ia menatap In Ha, ia merasa aneh begitu pun In Ha. LOL. Tiba-tiba Bum Jo bersin sangat keras dan membuat mereka semua menoleh ke arahnya, In Ha yang menoleh menjadi kesempatan untuk Bum Jo dan ia tersenyum padanya kali ini lebih genit, Dal Po yang melihat itu sedikit kesal LOL. Ia mengingat sesuatu.

-5 jam yang lalu-

Bum Jo sedang menyetir sambil menelfon ibunya, ia hendak melakukan wawancara ke YGN, ibunya bertanya apakah ia yakin Pinokio lulus tes tertulis, Bum Jo tidak yakin juga ia lulus. Jika iya, maka taka da alasan baginya untuk pergi wawancara.

Kemudian ia berhenti di lampu merah, ia menoleh kea rah bus disampingnya dan melihat In Ha sedang berdiri didalam bus, ia sudah tahu wajah In Ha karena In Ha pernah mengirim fotonya. Awalnya, ibu Bum Jo ingin memeriksa dulu apakah In Ha lulus atau tidak, tapi setelah Bum Jo melihat In Ha, ia menyuruh ibunya untuk tak melakukannya,

"Aku sudah menemukannya sekarang." ia tersenyum lebar.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Komentar :

CRY CRY CRY Dal Po-ah!!! :((

ternyata kakek sudah mengetahui kebenarannya sejak lama,pantas saja ketika ia mengetahui Dal Po pintar saat menemukan bukti kepintaran Dal Po yang dibuat In Ha, ia sudah tak pingsan lagi. kakek menyadari betapa berharganya Dal Po untuknya, walaupun bukan anaknya, ia sudah merasakan ketulusan Dal Po padanya, sampai berusaha menyembunyikan kebaikannya demi kakek, wajar saja kalau ia tak rela untuk melepaskan Dal Po T.T

ketika Dal Pyung sudah tahu kalau Dal Po menyukai In Ha, aku pikir dia gak berniat mengatakan kalau Dal Po banyak kekurangan untuk In Ha, ia belum menyelesaikan perkataannya tapi sudah dipotong oleh Dal Po. Dal Po langsung menyadari kalau ia tak pantas dengan In Ha, tapi aku yakin Dal Pyung gak berfikir begitu karena ia tahu Dal Po tulus pada In Ha bahkan sejak 8 tahun lalu tak menyampaikan perasaannya karena ia peduli pada keluarga.

keluarga memang menjadi halangan terberat bagi Dal Po untuk punya rasa pada In Ha. tapi harus bagaimana lagi, rasa itu sudah sejak 8 tahun lalu dan terlanjur dalam. sulit untuk mengeluarkannya lagi.

by Aprilia Rika - SnailFlowers

1 comment:

  1. Stainless Steel - Titanium Arts
    Stainless steel is crafted where can i buy titanium trim with stainless steel titanium screws core. Made to withstand the forces of corrosion, the stainless babyliss pro titanium steel is an ideal gold titanium alloy substitute titanium dioxide for a typical steel

    ReplyDelete