Sunday, November 30, 2014

[Sinopsis] Pinocchio Episode 4~ Part 2



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[click gambar untuk memperbesar]

Bum Jo membuka kap mobilnya dan melihat In Ha, ia tersenyum lebar :D

Lampu merah berganti hijau, bus mulai jalan begitupun mobil Bum Jo, tapi ia berkendara dengan membarengi bus tersebut tepat disampingnya. Diseluruh jalan ia terus saja memerhatikan In Ha dengan senyum lebar. Dal Po dan In Ha melihat itu,

Dal Po pikir orang itu (Bum Jo) melihat In Ha, ia bertanya apa In Ha mengenalnya, In Ha berkata ia tak mengenalnya, lalu In Ha melihat Bum Jo yang mengedipkan mata padanya, ia terkejut “apa dia barusan mengedipkan matanya padaku?!” Dal Po juga melihat itu dan ia kesal dan mengepalkan tangannya lalu menarik In Ha kebelakangnya. Ekspresinya kelihatan cemburu dan lucu XD

Dal Po yang mengingat kejadian 5 jam yang lalu itu, ia melangkah kedepan sehingga menghalangi pandangan Bum Jo ke In Ha. lol. Ia menghadap ke Bum Jo, ia menyuruhnya menghapus ingusnya karena pengujian kamera akan segera dimulai. Bum Jo mengahapusnya dan berterima kasih. HAHAHA.


Reporter Hyun Gyu menyuruh mereka untuk berbaris sesuai nomor peserta, Bum Jo yang tadinya pertama jadi terakhir dan ia setelah In Ha, Dal Po menjadi urutan pertama dan disusul Yoo Rae. Para juri masuk keruangan, salah satunya adalah PD Hwang Gyo Dong. Dal Po melihatnya dan ia terkejut, ia mengingat kejadian 8 tahu lalu saat mereka berdebat di lift bahwa ia mengatakan lebih baik mati daripada kembali lagi ke stasiun TV. Lalu ia berusaha menutupi wajahnya dengan mic, ia kesal kenapa harus dia yang jadi juri. Juri lainnya adalah Lee Yong Tak, direktur berita dari YGN. Dan juri lain yang saya belum tahu namanya. 

Kamera test dimulai, mereka diberikan video pendek dilayar monitor dan disuruh melakukan laporan singkat. Peserta ditengah yang bernomor 211 menanyakan apa mereka akan diberi video yang sama, Gyo Dong mengiyakan itu. Jae Hwan dan Hyun Gyu sedang menyuting mereka dibelakang, menurut Jae Hwa itu tak adil mereka diberi video yang sama, karena peserta kedua dan selanjutnya akan mengambil isyarat dari peserta sebelumnya. Hyun Gyu mengelak itu, menurutnya tidak begitu. Lol. Wajahnya sangat mengejek ketika bilang itu XD

Gyo Dong menyilakan peserta pertama nomor 19 untuk mulai, yaitu Dal Po. Ia memanggil Dal Po untuk memulai dan ketika melihatnya ia terdiam sejenak, kemungkinan ia mengingat Dal Po juga. Dal Po memperkenalkan diri dan memulai laporannya. Layar monitor menampilkan seekor burung dan kucing yang sedang berkelahi.

“seekor kucing dan burung terlihat berkelahi di dijalan masuk kediaman pribadi, burung terbang ke udara untuk menyerang kucing, kucing menggerakkan tubuhnya seolah dikejutkan oleh serangan. Burung itu tanpa henti terus menyerang kucing, tapi kucing itu menunggu kesempatan untuk melumpuhkan burung dalam sekejap mata. Perkelahian 30 detik anatar kucing dan burung dimenangkan oleh kucing.”

Dal Po selesai melaporkannya, ia terlihat tidak puas dengan laporannya. Kemudian para juri mulai memberi penilaian dikertas.

Jae Hwan melihat laporan Dal Po dan ia berkomentar,

“itu agak kaku, dia hanya melaporkan yang terjadi dilayar.”

Tapi Hyun Gyu tak sependapat, “menurutmu begitu? Aku tidak setuju.”

Peserta berikutnya nomor 103, Yoon Yoo Rae akan melakukan laporan.

“seekor burung terbang dan memulai serangannya terhadap kucing, burung it uterus melakukan serangannya pada kucing dan kucing yang tenang hanya menahan serangan lanjutan dari burung, tapi kucing itu tidak bisa lagi menahannya, dan balik menyerang burung. Dan burung menjadi mangsa kucing pada akhirnya. Akhir dari burung itu menggambarkan idiom lama dari makhluk bodoh.”

Yoo Rae menyudahi laporannya, ia terlihat nervous tapi puas. Juri memberikan penilaian di kertas. Jae Hwan kembali berkomentar, “dia tidak buruk. Dia punya suara bagus dan aku menyukai apa yang ia katakana tentang idiom.” Hyun Gyu kembali tak sependapat, “menurutmu begitu? Aku tidak setuju.”

Berikutnya calon nomor 211 mulai melaporkan.

“seekor burung sedang terlihat menyerang kucing, laasan burung mempertaruhkan hidupnya menyerang kucing adalah karena sarangnya yang penuh dengan bayi berada didekat kucing. Pada akhirnya, ibu burung putus asa dan mencoba menyelamatkan nyawa bayinya, yang berakhir ia menjadi makanan untuk kucing yang mematikan.” Ia terlihat sangat puas dengan laporannya.

Semua peserta yang mendengar laporan bohongnya terkejut, ia berbohong tentang sarang burung, yang bahkan tak ada sama sekali di layar monitor.

Jae Hwan kembali berkomentar memuji peserta no 211, “sarang.. aku bahkan tak pernah memikirkan hal itu. Tidak buruk sama sekali.” Hyun Gyu kembali tak seperndapat, “menurutmu begitu? Aku tidak setuju.” Dan kali ini membuat Jae Hwan kesal. HAHAHHA.

Jae Hwan berkata bahwa peserta no 444 (In Ha) baru saja mendapat jackpot, ia bisa mendapat ‘tumpangan’ gratis dari laporan no 211. Tapi In ha terlihat khawatir, ia tahu ia tak bisa mengambil jawaban itu karena itu merupakan kebohongan, yang ia sama sekali tak bisa bohong.

Suasana sunyi menunggu laporan In Ha, tiba-tiba Bum Jo bersin dan memecahkan keseriusan. Lol. Lalu ia minta maaf. XD

In Ha mengenalkan diri dan memulai laporannya.

“di rumah pribadi pada siang hari, burung terbang untuk menyerang kucing. Kucing menggerakkan tubuhnya seolah dikejutkan oleh serangan. Kucing tidak bisa lagi menahan serangan dan melompat ke udara untuk melumpuhkan burung dengan sekejap.” In Ha sangat tidak puas dengan jawabannya.

Jae Hwan heran kenapa In Ha tak mengambil jawaban dari 211, Hyun Gyu membalas, “siapa yang tahu? Mungkin menurut dia bukan itu jawabannya.”

Gyo Dong melihat wajah In Ha yang sangat khawatir, ia bertanya kenapa dia seperti itu. In Ha berkata itu karena ia seolaj baru saja gagal dalam ujiannya. Gyo Dong bertanya kenapa ia berfikiran seperti itu, In Ha mengatakan bahwa ia percaya 211 memberi laporan yang baik, Gyo Dong bertanya kenapa ia tak mengikuti jalan cerita 211?

In Ha : “aku ingin melakukannya.. tapi aku tak bisa.”

Juri anonim : “kenapa tak bisa?”

Dal Po terlihat khawatir dengan jawaban In Ha.

In Ha : “itu karena aku tidak bisa berbohong.”

Juri anonym : “kenapa kau tidak bisa berbohong?”

Dal Po dan Bum Jo yang mengetahui In Ha pinokio takut In Ha mengatakan yang sebenarnya, ketika In Ha hendak berkata.. “itu karena aku…”

Dal Po & Bum Jo : “seorang reporter!” mereka berdua heran satu sama lain karena menyebut bersamaan.

Dal Po meneruskan perkataannya, ia mengatakan bahwa ia percaya reporter tak seharusnya berbohong atau memberikan laporan palsu. Gyo Dong menanyakan apakah ia mneyiratkan laporan 211 adalah kebohongan? Dal Po mengiyakannya. 211 terbelalak. Lol.

Dal Po melanjutkan, “bahwa dari video tidak cukup membuktikan apakah kucing benar-benar tenang dan jika burung menyerang kucing tanpa penyebab yang jelas. Tak terlibih dahulu meyakinkan keberadaan sarang burung terdekat, tidak dapat diketahu apakah burung itu hanya mencoba untuk melindungi bayi atau tidak.” Pernyataannya ini sekaligus menyinggung laporan dari Yoo Rae dan membuatnya kesal. LOL.

In Ha yang mendapat sokongan pendapat dari Dal Po melanjutkan dnegan percaya diri.

“aku percaya bahwa orang sebelum aku memiliki kemungkinan penyebab berlaku untuk meyakinkan laporan yang dia berikan. Tapi aku percaya kalau reporter tidak boleh melaporkan apapun yang belum terbukti.” Dal Po lega mendengar jawaban In Ha.

Lee Yong Tak bertanya, “bahkan jika itu berarti menggagalkan siaran untuk stasiun TV?”

In Ha terkejut, “Ne?” dan membenarkannya dengan lemas. Dal Po hanya menghela nafasnya. Peserta 211 tersenyum seakan penuh kemenangan. 

Gyo Dong menyilakan peserta nomor 467, yaitu Bum Jo.

Bum Jo : “aku tidak akan melakukan laporan.”

Membuat semua orang diruangan terkejut. Ia benar-benar memperhatikan perkataan In Ha,

“seperti yang di nyatakan oleh 444, aku tidak percaya setiap spekulasi atau kesimpulan dapat dibuat dari apa yang ditampilkan pada layar monitor. Karena kurangnya bukti, aku tidak akan melakukan laporan.”

Kemusian ia menatap In Ha, “seperti calon 444, aku sendiri percaya bahwa siaran gagal lebih baik dari pada memberika laporan palsu.” In Ha terheran karena Bum Jo mencoba membelanya. Dal Po mulai digandrungi rasa cemburu lagi, ekspresinya mengatakn itu semua. Lol. 

Semua juri terlihat punya pendapatnya masing-masing yang memperlihatkan ekspresi berbeda. Jae Hwan menyikut Hyun Gyu dan mengatai Bum Jo gila,

Hyun Gyu : “Menurutmu begitu? Aku…”

Jae Hwan : “Aku tahu!!! Kau tidak setuju”

Hyun Gyu : “tidak, aku akan bilang setuju. Dia adalah orang paling gila yang pernah kulihat.”

Jae Hwan sangat kesal dipermainkan oleh Hyun Gyu, “terserah!!!” katanya. HAHAHAHA! XD kayaknya gokil ini couple XD

Ketiga juri berada diruang penjurian, Lee Yong Tak bertanya apa mereka harus memilih 2 saja? Gyo Dong mengiyakannya. Baginya ini cukup sulit karena mereka memiliki peserta yang unik-unik. Dan cukup melelahkan karena mereka tak tahu sama sekali latar belakang pendidikan peserta. Juri anonym (saya belum tahu namanya) memberitahu mereka kalau ada seorang peserta yang sebenarnya sopir taksi, Gyo Dong juga menambahkan bahkan ada peserta mantan sasaeng fan dan chaebol (orang kaya). Yong Tak tertegun, “sasaeng? Penggemar obsesif yang selalu mengintai selebritis?” Gyo Dong membenarkannya, kemudian ia bertanya yang mana dia? Gyo Dong juga tidak tahu yang mana karena mereka kan melakukan pengujian buta. 

Yong Tak merasa penasaran dan ingin mengeluarkan ke-3 drai peserta itu kalau bisa. “atau mungkin sudah keluar?” ia berbalik kebelakang dan terkejut melihat seseorang sedang mengintip melalui kaca, “apa itu?!” LOL! Mantan sasaeng fans itu adalah Yoo Rae yang sedang mereka bicarakan dan kini mucul dihadapan mereka, HAHAHA. Yong Tak bertanya apakah orang lain juga melakukan hal seperti itu (mengintip)? Juri anonym terbatuk dan menyindir Gyo Dong, “dia duduk tepat disebelahku.” Wkwkwk. XD. Lalu ia melihat Yoo Rae dan meyakinkan pasti dia adalah penggemar mata-mata dulu, Gyo Dong yang merasa tersindir berkata, “aku hanya obsesif tentang ingin menjadi reporter yang baik.”

Dal Po dan In Ha duduk dibalik tembok, mereka berdua merasa frustasi terutama In Ha, ia sampai menjambak rambutnya. Lol. In Ha putus asa dan mengatakan bahwa ia pasti akan gagal, Dal Po juga sependapat, “mungkin.” In Ha merasa bingung, apa yang harus ia lakukan jika Dal Po juga gagal karenanya? Dal Po mengatakan bahwa ini bukan kesalahan In Ha. lebih baik mereka berdua gagal jika tidak lulus. 

In Ha tak membenarkan itu, setidaknya salah satu dari mereka harus lulus. Entah ia atau Dal Po. In Ha yang menyadari ada yang salah dengan perkataannya menganga karena apa yang ia ucapkan, Dal Po melihat In Ha dengan tak heran, “entah itu kau atau aku?” Dal Po kesal dan menegur In Ha apakah ia baru saja mengatakan kalau ia akan baik-baik saja jika lulus tanpanya? In Ha bingung mencari jawaban, 

“ah? Tidak.. itu…” 

Dal Po menunggu jawaban darinya tapi ia tak kunjung menjawab, Ia malah hendak melarikan diri, tapi Dal Po dengan cepat memblocknya dengan tangannya, In Ha terbelalak dan menatap Dal Po, Dal Po melihat matanya lekat-lekat dan ia bertanya, “katakana padaku, apa itu yang kau pikirkan?” In Ha tak bisa berkata-kata dengan wajah bingung, “apa?” Ia hendak melarikan diri lagi ke sebelah kiri Dal Po, dan Dal Po dengan cepat membloknya lagi, kali ini In Ha benar-benat terkunci di lengan Dal Po. Dal Po menatapnya dan mengatakan bahwa ia pasti benar, In Ha terlihat nervous dan berkata, “huh? Ah tidak.. aku akan senang jika kita berdua lulus..” In Ha melirik ke kedua lengan Dal Po yang menguncinya, ia tambah nervous dan berkata,

“tapi kalau itu tidak terjadi, maka aku hanya mengatakan satu lebih baik dari pada tidak.” Ia mengatakan itu sambil menurunkan tubuhnya ke bawah hingga duduk, Dan Dal Po merasa heran tapi ia juga mengikuti In Ha dan ikut menurunkan tubuhnya. LOL. 

Mereka saling menatap dalam, kali ini In Ha sangat nervous, kemudia Dal Po menurunkan tangan kirinya, yang membuat In Ha sedikit lega, ia mengatakan bahwa itu bukan yang ia pikirkan, baginya akan tidak berarti kecuali mereka lulus bersama. Jika In Ha gagal maka ia akan berhenti juga. In Ha tak membolehkan itu, bagaimanapun jika Dal Po lulus, ia harus tetap tinggal karena akan sia-sia jika ia tak melakukannya. Dal Po menatap In Ha dengan penuh makna. In Ha membalas tatapannya, Dal Po tersenyum padanya. In Ha salting dan memalingkan pandangannya, ia bertanya “bukankah benar-benar panas disini?” dan mengipas-ngipas dirinya sendiri. HAHAHA.

Bum Jo melihat mereka berdua yang duduk berdekatan seoerti itu, ia menatap dengan rasa cemburu dan berteriak keras, “Hasil tes kamera sudah keluar!!!!!!!”

Membuat In Ha dan Dal Po langsung berdiri, tiba-tiba Yoo Rae berlari keluar dan sangat excited sampai melewati mereka berdua dengan sangat ekspresi yang sanga kocak, “mana, mana mana??!!!” XD BWAHAHAHA! Kemudian para peserta lainnya menyusul untuk melihat hasil tes. Mereka ber-4 lulus tes kamera ini. terutama Yoo Rae, ia terlihat sangat senang XD

Dirumah kakek mendapat telepon dari Dal Po yang memberitahukan bahwa mereka berdua lulus, Dal Pyung yang mendengarnya segera berlari kearah kakek, kakek sangat gembira dengan ini, ia memujinya sangat hebat dan ia bangga karena itu. Kakek bertanya tes terakhir apa yang harus mereka lakukan, bahwa mereka harus melakukan tes penilaian penafsiran. Kakek menyuruhnya untuk melakukan dengan benar samapi akhir. Kakek menutup telponnya dan ia sangat sangat senang, sedangkan Dal Pyung hanya memasang wajah datar, LOL. 

Ia baru tersadar ketika kakek memanggilnya. HAHAHA. Kakek senang dan memberitahunya bahwa Dal Po dan In Ha lulus ujian. Dal Pyung tersenyum dan berkata, “itu bagus. He he” ia tertawa kecut. LOL.
Kakek tertawa sambil mengambil topinya dan hendak keluar, ia berkata “maka jika semuanya berjalan lancar, paman dan keponakan akan bisa bekerja diperusahaan yang sama.”. 

Dal Pyung menyipitkan matanya berfikir tentang perkataan kakek, “bekerja di perusahaan yang sama?” kemudian ia membayangkan sesuatu tentang Dal Po dan In Ha.

Dalam bayangan Dal Pyung, In Ha terburu-buru hendak berangkat bekerja, Dal Po menyuruhnya untuk sarapan dulu dan ia menghampiri In Ha dan memberinya sebuah roti panggang, In Ha hendak memakan roti itu tapi ia melihat dasi Dal Po, ia mengatakan dengan manja bahwa dasinya tak benar, lalu ia menggigit rotinya, Dal Po menatap In Ha sambil menjilat jari-jarinya, Dal Pyung sangat kesal dengan bayangan ini. In Ha mulai membenarkan dasi Dal Po, Dal Po menatap In Ha dengan dalam saat membenarkan dasinya, matanya sangat lembut menatap In Ha, mereka saling kontak mata dan tersenyum, In Ha seperti menggodanya. Kemudian Dal Po berkata dengan manja, ia tak tahu kenapa mengikat dasi sangat sulit baginya, Dal Pyung semakin kembang kempis membayangkan ini, LOL. Mata mereka saling bertemu, keduanya menatap dengan dalam.

Perlahan Dal Po menurukan kepalanya mendekat ke wajah In Ha, In Ha menutup matanya dan Dal Po membuka mulutnya lalu menggigit sebagian roti In Ha, 

Dal Pyung kesal bukan main, ia mengambil bantal duduk dan melemparkannya ke arah bayangan In Ha dan Dal Po yang pada kenyataannya bantal itu melayang kea rah kakek yang sedang memakai sepatu, “kau pikir apa yang kau gigit!!??”. Kakek terkejut dengan apa yang terjadi, ia memegangi lehernya dan terus saja berkata “oh ya ampun, apa yang baru saja terjadi?” lol. Dal Pyung akhirnya tersadar dari bayangannya, “Ayah!” panggilnya sambil berlari menghampirinya, kakek yang masih kesakitan marah dan mengatainya bajingan tengik, “beraninya kau memperlakukan ayahmu seperti ini!” dan sambil memukul wajahnya dengan bantal itu.LOL. Dal Pyung meminta maaf padanya, “maafkan aku ayah” “bajingan tengik!” balas kakek dan memukulnya lagi, Dal Pyung memeluk kakek dan mengatakan, “Aku mencintaimu, ayah!” dan kakek terus-terusan memukul wajahnya. HAHAHA. saya ngakak banget sama adegan ini XD 

Jae Hwan dan Hyun Gyu sedang beristirahat sambil minum kopi, Jae Hwan bertanya apakah Hyun Gyu yakin mereka tak usah merekam tes penilaian? Hyun Gu mengiyakan, karena itu bisa dianggap sebagai fitnah. bagaimana bisa? Tanya Jae Hwan.

Hyun Gyu : “Ini adalah penilaian kelangsungan hidup, sehingga akan menjadi persaingan sengit. Lawan harus dihilangkan bagi mereka untuk bertahan hidup, sehingga mereka harus melawan dan melakukan apa yang mereka harus lakukan untuk mengalahkan satu sama lain.

In Ha tersenyum pada Dal Po dan ia membalasnya, mereka duduk saling berhadapan, Bum Jo duduk disamping In Ha dan menatapnya, Dal Po melihatnya, ia terlihat kesal kemudian In Ha menoleh ke arah Bum Jo dan ia tersenyum padanya, In Ha masih merasa aneh melihat Bum Jo tersenyum padanya, Dal Po yang cemburu mengekspresikan kecemburuannya dengan berdehem. LOL XD.

Kembali lagi ke Hyun Gyu dan Jae Hwan, Jae Hwan merasa kalau semua orang kompetitif karena keputusan baru akan dibuat setelah ini. kemudian Jae Hwan menawarkan untuk makan kepada salah seorang kru lain disampingnya, Hyun Gyu langsung menyambar, “kenapa kau tidak bertanya padaku?!” Jae Hwan meliriknya dan kemudian mengajaknya, “ingin makan bersama kami?” Hyun Gyu menjawab, “aku tidak lapar. Jadi aku tidak mau.” LOL. Jae Hwan berusaha tenang, dan perlahan mengambil biskuit dimeja, “Aku tidak tahan…!” lalu melemparkan biskuit itu ke arah Hyun Gyu dan ia berhasil menangkap biskuit itu dengan mulutnya, “Thank You!” katanya sambil tersenyum dan meminum kopinya. “hmmm biskuit lezat dan kopi.. yuhuu~” membuat Jae Hwan benar-benar kesal XD

Di ruang penilaian, juri anonim berterima kasih kepada para peserta atas kesabaran dan usaha mereka, Ia memberitahukan untuk bagian terakhir pengujian, mereka akan memberikan berita dari masa lalu dan mengadakan diskusi terbuka untuk mengevaluasi kemampuan para peserta. Dal Po tersenyum dan memberikan sign jempol ke In Ha dan ia tersenyum membalasnya.

Berita mulai di putar melalui layar, Dal Po melihatnya dan seketika senyumnya menghilang. Berita itu merupakan tragedy kebakaran 13 tahun lalu yang menimpa ayahnya yang dituduh sebagai tersangka karena menyuruh anak-anak buahnya untuk masuk paksa ke lokasi kebakaran, seorang saksi pinokio mengatakan bahwa ia melihat Ki Ho Sang masih hidup dengan matanya sendiri. Tatapan kebencian tersirat di mata Dal Po, matanya berkaca-kaca. 

In Ha yang melihat pinokio bersaksi juga menatap dengan tajam, terutama ketika giliran berita dari MSC (ibunya) yang muncul. Disaat yang lainnya menulis laporan, Dal Po dan In Ha dengan seksama melihat itu, Dal Po benar-benar memberikan tatapan benci ke Cha Ok. Lalu giliran laporan Gyo Dong di tempat lokasi bunuh diri ibu Ha Myung dulu didekat laut, ia melaporkan bahwa masyarakat setempat menemukan jasad yang dikenali sebagai istri Ki Ho Sang dilaut sedangkan tubuh anaknya, Ha Myung belum ditemukan. Dal Po tak kuasa menahan air matanya, ia menangis.

Lee Yong Tak menghentikan video berita tersebut, ia mengatakan bahwa ini adalah kasus tragis, meskipun sudah 13 tahun berlalu, tapi tragedy ini masih di ingat jelas oleh banyak orang. Kemudian ia ingin mendengar pikiran para peserta bagaimana menangani berita ini jika mereka menjadi reporternya saat itu. Yoo Rae mengangkat tangannya, ia bertanya apa yang terjadi pasa Ki Ho Sang, apakah masih dianggap hilang, semua orang terdiam sejenak taka da yang menjawab, kemudian Gyo Dong membuka suara dan mengatakan bahwa beberapa hari yang lalu sisa-sisa kerangkanya ditemukan. Dal Po terbelalak mendengar hal ini, semua orang juga terkejut.

Di tempat pembongkaran pabrik, sebuah bulldozer menggali tanah, ketika tanahnya di jatuhkan, terlihat kerangka-kerangka juga ikut berjatuhan dengan seragam pemadam. Sang sopir bulldozer berteriak melihat itu dan memanggil para pekerja untuk melihatnya termasuk Jae Myung yang ikut serta dengan pembongkaran ini. 

Gyo Dong mengatakan bahwa setelah dilakukan pengujian, kerangka tersebut telah di identifikasikan sebagai kerangka Ki Ho Sang yang diduga menghilang 13 tahu lalu. Dal Po lemas mengetahui kenyataan ini, matanya penuh dengan air mata lalu ia menggenggamkan tangannya dengan penuh amarah. 

Semua pekerja berkumpul melihat kerangka itu, Jae Myung datang dari belakang dan mematung melihat kerangka yang ada didepannya, ia gemetar dan menahan tangisnya dengan menurunkan topinya supaya tak terlihat bahwa ia menangis. 

Dengan goyah ia berjalan ke belakang dan menangis memegangi dadanya, ia terhenti..

“Ayah..” sebutnya lirih,

tak kuat lagi berdiri ia jatuh berlutut. Ia menangis menyebut ayahnya sambil memegangi dadanya, ia mengingat saat ketika mereka berfoto bersama bersama adiknya juga karena ayahnya mendapat penghargaan, senyum mereka dulu begitu ceria. Ia menangis dan merintih memanggil-manggil ayahnya, kenyataan ini sangat membuatnya sakit. Ayah yang selama 13 tahun ia tunggu dan ia harapkan masih berada didunia ini, kini ia mengetahui kalau ayahnya sudah menjadi kerangka.

Kembali lagi ke diskusi terbuka, Yoo Rae menganggap bahwa reporter yang meliput berita ini sebagian besar salah, baginya tak ada alasan untuk menuduh Ki Ho Sang melakukan pembunuhan, Bum Jo menyanggahnya, bahwa kesimpulan itu tidak dibuat oleh reporter, melainkan oleh polisi dan para peneliti. Dan reporter tak punya pilihan lain selain menerima keputusan mereka. Yoo Rae menyanggahnya, baginya menerima keputusan begitu saja adalah hal yang hanya dilakukan anak kecil, seorang reporter yang benar harus menyelidiki lebih dalam untuk mengetahui kebenaran. Peserta lain mengatakan bahwa ia percaya reporter telah melakukan yang mereka bisa, mereka memiliki saksi mata dan departemen. Dal Po semakin tak kuat dengan diskusi ini, ia sudah kesulitan untuk bernafas sampai mengendurkan dasinya, semua diskusi ini mengingatkannya dengan pertanyaan-pertanyaan reporter dahulu. 

Disaat Dal Po sedang mengontrol emosinya, In Ha berpendapat tentang fakta bahwa kesalaan yang dilakukan saksi pinokio, adalah penyebab terbesar dari tragedi ini. ia juga berpendapat kalau masalahnya terletak pada reporter, polisi, dan para peneliti yang hanya percaya penyataan itu begitu saja. Namun, mereka mungkin selain mempercayai pernyataan itu yang keluar dari mulut seorang pinokio. Karena tidak ada bukti yang lebih valid daripada yang dikatakan oleh orang yang tidak bisa berbohong. Meskipun kematian Tn. Ki Ho Sang sangat disayangkan dan juga bagaimana ia ditemukan, In Ha percaya bahwa itu hanyalah kecelakaan yang tak disengaja, dan tidak ada yang bisa disalahkan. Semua orang terlihat memikirkan pendapat In Ha.

Tiba-tiba, dengan lirih Dal Po berkata.

“Kau mengatakan tidak ada yang disalahkan untuk ini?” kemudian ia menatap In Ha dan meninggikan suaranya,

“orang percaya bahwa pinokio hanya mampu mengatakan yang sebenarnya, bukan? dan orang-orang juga percaya bahwa reporter hanya melaporkan kebenaran. Pinokio dan reporter sama. Harus mengetahui tentang ini.”

“Fakta bahwa orang tanpa syarat percaya apapun yang mereka katakan, SEHARUSNYA!! Menyadari betapa mematikannya kata-kata mereka bagi orang lain.” Dal Po mengatakan ini dengan sangat marah dan berteriak pada In Ha, kemudian ia menggebrak meja dan menaikkan nada suaranya lagi,

“Mereka harus berhati-hati dan lebih berhati-hati!!!!! Tidak mengetahui bahwa ini adalah kesalahan mematikan yang dibuatnya!!!” 

In Ha terkaget melihat Dal Po sangat marah sampai menggebrak meja, tak terkecuali semua orang di ruang penilaian. Dal Po mengatakan itu sampai terengah-engah, ia melanjutkan,

“sudut pandang yang tak jelas.. benar-benar menghancurkan keluarga yang penuh kasih. Dan orang-orang harus membayar untuk apa yang mereka lakukan.” Suaranya mulai turun dan menenangkan diri lagi. 

In Ha berusaha untuk menjawab Dal Po, ia mengatakan bahwa saksi pinokio hanya berusaha untuk mengatakan apa yang dilihatnya, “dia tidak bisa diam hanya karena dia mungkin salah dengan apa yang dilihatnya! “

Dal Po terdiam dan mengangguk, ia lalu berkata setelah melihat calon 444 (In Ha), sekarang ia menyadari alasan mengapa seorang Pinokio tidak bisa menjadi reporter. semua orang terdiam dan menujukan pandangannya kepada In Ha, Dal Po menatap tajam In Ha dan berkata

“bahaya bagi seseorang yang tidak bisa mengakui ketika mereka salah untuk menjadi reporter hanya untuk membuat pernyataan dari asumsi yang tak beralasan. Bahaya berbicara sembarangan sementara menyadari pernyataan yang mereka ucapkan. Aku melihat bahaya sekarang.”

In Ha berusaha menahan diri mendengar perkataan Dal Po, lalu ia bertanya apa kata-kata itu di arahkan padanya? Dengan tega Dal Po mengiyakannya. In Ha tak bisa berkata-kata dan hanya terus menatap Dal Po. Juri anonym bertanya pada Dal Po apa itu artinya ia mengatakan calon 444 adalah pinokio, ketua Lee bertanya pada In Ha apakah ia seorang Pinokio, dengan terpaks In Ha membenarkannya, In Ha mungkin tak habis fikir Dal Po akan menyerangnya seperti ini, semua orang terkejut mengetahui In Ha adalah Pinokio. 

Air mata In Ha mulai terjatuh, ia menghapusnya dan segera berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke pintu keluar, juri anonim memerintahkannnya untuk duduk kembali karena penilaian belum selesai, In Ha terhenti didepan pintu dan kesal karena pintunya tak kunjung terbuka. Bum Jo melihat yang tahu In Ha pasti akan menyerah, ia kemudian berdiri dan berkata bahwa ia ingin mengundurkan diri dari kompetisi ini, ia berjalan kea rah pintu dan membukakan pintu untuk In Ha yang ternyata pegangannya harus di tarik ke atas, tidak seperti biasanya yang ditarik kebawah dan pintu terbuka, In Ha keluar ruangan.

Dal Po tertunduk, Gyo Dong memandang Dal Po. Ia teringat percakapan mereka 8 tahun tang lalu di lift,

“sebuah kata sederhana dari TV bisa untuk membunuh seseorang.”

Ketua Lee yang melihat Gyo Dong terus menatap Dal Po bertanya, apa ia juga terkesan dengan Dal Po. Daripada terkesan Gyo Dong menyebut mereka sudah pernah berkenalan.

In Ha berjalan keluar dan masih merasa kepanasan, ia terus-terus mengibaskan tangannya, Bum Jo sedari tadi hanya mengikuti jalannya In Ha. kemudian In ha berhenti didepan pintu lift, ia masih kesal dengan kejadian diruangan tadi, Bum Jo menekan tombol lift nya, lalu In Ha masuk lift begitu saja, dan Bum Jo mengikutinya, ia bertanya lantai berapa? In Ha yang masih sibuk sendiri dengan perasaannya tak menghiraukan pertanyaan Bum Jo, ia bertanya-tanya kenapa ia bisa seperti ini. Bum Jo yang tak menjawab menekan lantai dasar. Ia kemudian nelihat In Ha dan berkata seperti nya In Ha nampak marah sekali, ia bertanya apa karena Dal Po menusuknya dari belakang? In Ha berkata tidak, itu adalah diskusi terbuka jadi ia memiliki hak untuk menyatakan pendapatnya. Hanya karena pendapatnya berbeda darinya, bukan berarti Dal Po menusuknya dari belakang. Bum Jo lalu bertanya lalu apa itu? Apa karena In Ha menghancurkan tesnya?

In Ha mengatakan tidak seperti itu.. hanya saja, dia ingin Dal Po berada dipihaknya. Pihak? Tanya Bum Jo, In Ha memikirkan itu lagi dan ia seolah berbicara dengan dirinya sendiri, ia bingung apa yang ia katakan. Ia berfikir lagi bahwa tidak ada pihak dalam diskusi terbuka, ini mengingat mungkin pendapatnya berbeda dariku!

“tapi aku masih ingin Dal Po berada di pihakku.. karena dia Dal Po..”

Baginya Dal Po bukan sembarang orang tapi Dal Po. “Jadi aku hanya menduga… tidak! Itu tidak benar.” In Ha memukul kepalanya sendiri kesal dengan dirinya kenapa bisa jadi mengerikan seperti. Bum Jo berkata pasti In Ha menyukai Dal Po, tidak, In Ha langsung mengelak itu. Pada saat itulah ia cegukan, ia menyadari bahwa ia menyukai Dal Po, tapi ia masih ak terima dan menganggap dirinya pasti sudah gila. Bagaimana ini bisa terjadi? Ia terus meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini tidak benar, ia menoleh ke Bum Jo bahwa ini tidak benar, tapi ia cegukan. Ia tetap tak bisa menolak perasaannya.


Di toilet, Dal Po sedang muntah-muntah. Ia hampir tak bisa bernafas dan seperti tercekik di ruang penilaian tadi, ia kemudian menenangkan diri dan berjalan ke atap, ia melihat sekeliling yang dikelilingi oleh gedung, mungkin ia akhirnya bisa bernafas disini. 

Ia mulai menitikkan air mata dan kemudian jatuh berlutut, ia menyebut “Ayah” nya lirih, Dal Po sudah tak kuat berdiri juga menahan air matanya, ia menangis keras merasakan sakitnya sama seperti hyungnya, Jae Myung.. merintih memanggil ayahnya dan menangis memegangi dada, sampai sulit sekali bernafas. 

Kenyataan ini sungguh menyakitkan hingga membuat 2 bersaudara menangis hingga belutut meski di tempat yang berbeda. :(

In Ha masih berusaha menolak perasaannya, bagaimana mungkin, Dal Po adalah pamannya, ia tahu pamannya sudah punya pacar, jadi ia tak boleh seperti ini. In Ha memukul-mukul dadanya dan terus berkata bahwa ini tidak benar, ini tak boleh terjadi. Bum Jo hanya tersenyum melihat In Ha, Ia berteriak pada Bum Jo bahwa ini tak benar,

“Ini adalah….”

-Episode 4 end-
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Komentar :

Di episode ini kedua saudara telah mengetahui kebenarannya, dan itu wajar bagi mereka sampai menangis seperti itu.. seorang ayah yang sudah ditunggu bertahun-tahun berharap masih berada disuatu tempat, sekarang mereka harus menerima kenyataan bahwa ayahnya hanya tinggal kerangka :(

meskipun begitu, aku kesal dengan sikap Dal Po di diskusi terbuka pada In Ha, In Ha yang tak tahu menahu tentang permasalahan Dal Po dengan Ibunya menjadi imbasnya, terutama karena ia juga Pinokio seperti saksi mata yang mengatakan melihat ayah Dal Po, tapi apapun itu, disini posisi In Ha hanyalah mencoba memberikan pendapatnya sesuai fakta yang sudah ada :(

sekarang aku sadar, seorang Pinokio tidak selalu mengatakan kebenaran, mereka hanya mengatakan kebenaran sesuai dengan apa yang ia anggap/pikirkan itu adalah kebenaran, jika ia mengatakan kebohongan yang ia tahu bahwa itu sudah pasti bohong, ia akan cegukan, tapi ketika ia mengatakan kebohongan yang ia tahunya itu adalah kebenaran, ia tak akan cegukan karena menurutnya / sudah ia tanamkan bahwa itu benar. sama halnya ketika In Ha tidak cegukan memanggil Dal Po paman walau pada kenyataannya Dal Po bukan pamannya, tapi ia sudah menanamkan dan menganggap itu benar dihatinya bahwa Dal Po adalah pamannya, maka dari itu ia tidak cegukan, sama juga halnya dengan saksi Pinokio yang mengatakan ia melihat Ho Sang (yang menerutnya benar) padahal itu bukan Ho Sang.

huff.. Park Hye Ryun writer-nim sangat jenius..

by Aprilia Rika - SnailFlowers

No comments:

Post a Comment